Di Sidang MKD, Drone Emprit Temukan Fakta Demonstrasi Besar-besaran Agustus 2025 Lalu
Ahli media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, hadir memberikan keterangan dalam Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) pada Senin, 3 November 2025. Sidang ini merupakan bagian dari agenda permintaan keterangan saksi dan pendapat ahli dalam kasus dugaan pelanggaran etik lima anggota DPR RI yang saat ini dinonaktifkan.
Dalam kesaksiannya, Ismail Fahmi menjelaskan hasil analisis yang dilakukan Drone Emprit terkait dinamika percakapan publik di media sosial menjelang peristiwa demonstrasi besar pada Agustus lalu. Ia menegaskan bahwa analisis tersebut tidak difokuskan pada satu video atau isu tertentu, melainkan pada keseluruhan peristiwa yang terjadi menjelang tanggal 25 Agustus.
Penyebab Demonstrasi Agustus
Baca Juga: Demo Besar Agustus 2025, Drone Emprit Sebut DPR Terlambat Klarifikasi Isu Joget-Joget
Ismail menyampaikan bahwa timnya telah menelusuri pola penyebaran informasi di berbagai platform media sosial. Berdasarkan temuannya, narasi mengenai rencana demonstrasi mulai muncul sejak tanggal 10 Agustus dan berkembang secara signifikan beberapa hari kemudian.
Menurut Ismail, pada tahap awal percakapan publik masih didominasi oleh wacana buruh yang berencana melakukan aksi pada tanggal 25 Agustus. Namun seiring waktu, arah pembicaraan di media sosial mulai menunjukkan perubahan dengan munculnya pola penggiringan opini yang berbeda.
Ia menuturkan bahwa sejak tanggal 14 Agustus, narasi yang beredar di platform seperti TikTok, Instagram, dan Twitter mulai mengarah ke hal-hal yang tidak murni berasal dari kelompok buruh. Dalam periode itu, mulai muncul akun-akun yang menggiring percakapan ke arah yang lebih politis.
“Mulai terlihat adanya serangan opini yang diarahkan ke lembaga DPR dan wakil rakyat,” ujar Ismail dalam kesaksiannya.
Ia menilai bahwa penggiringan opini tersebut tampak terkoordinasi dan tidak bersumber dari pihak buruh yang sebenarnya menjadi fokus aksi.
Ismail kemudian menjelaskan bahwa peningkatan signifikan dalam percakapan daring terjadi menjelang tanggal 19 dan 20 Agustus.
Ia menunjukkan grafik lonjakan aktivitas media sosial dengan kata kunci “demo” dan “Agustus” yang meningkat tajam pada dua hari tersebut.
Peningkatan aktivitas itu, menurutnya, mengindikasikan adanya momentum tertentu yang dimanfaatkan untuk memperkuat narasi tertentu di publik. Dari titik tersebut, gelombang opini terus membesar hingga puncaknya terjadi pada 25 Agustus saat demonstrasi benar-benar berlangsung.
Peran Akun-Akun Anonim
Sidang Mkd 4 November 2025. [Youtube]Ismail menambahkan, dari hasil pemetaan Drone Emprit, terdapat sejumlah akun anonim yang berperan besar dalam penyebaran narasi tersebut. Akun-akun ini beroperasi secara aktif untuk memperluas jangkauan pesan yang mengarah pada sentimen negatif terhadap DPR.
Ia menekankan bahwa fenomena semacam itu menunjukkan adanya orkestrasi digital yang terstruktur.
“Kami melihat pola penggiringan opini yang tidak terjadi secara organik, melainkan didorong oleh pihak tertentu melalui akun anonim,” katanya.
Selama memberikan keterangan, Ismail juga menjelaskan metode analisis yang digunakan Drone Emprit, termasuk pemantauan percakapan, analisis jaringan, serta identifikasi sumber narasi. Semua data dikumpulkan dari ruang publik digital tanpa manipulasi atau intervensi pihak luar.
Sidang MKD tersebut berjalan dalam suasana serius dengan sejumlah anggota dewan aktif mengajukan pertanyaan kepada Ismail. Keterangan ahli dari Drone Emprit diharapkan dapat membantu MKD dalam menilai sejauh mana peran opini publik digital memengaruhi dinamika politik dan dugaan pelanggaran etik lima anggota DPR RI yang sedang disidangkan.