Dewi Perssik Dikecam Gegara Ngatain Aceh: Masih Mending Kamu...
Artis Dewi Perssik ramai mendapat kecaman dari publik usai membandingkan bencana Aceh dengan Jember.
Dalam pernyataannya yang viral di media sosial, penyanyi Dangdut ini menyebut kalau Aceh beruntung sudah didatangi tiga kali oleh Presiden Prabowo Subianto.
Namun, yang jadi sorotan publik, ketika Dewi Perssik mengatakan kalau adanya pihak-pihak yang tidak puas dengan penanganan bencana banjir Sumatera, sebagai orang berisik.
Baca Juga: Pemilu 2024 di Puncak Musim Hujan: Mitigasi Ancaman Bencana!
"Masih mending kamu Aceh didatangi sama presiden tiga kali, kita Lumajang, Jember, belum didatangi masih tapi gak berisik," kata Dewi Perssik seperti lewat unggahan video yang beredar, Senin 22 Desember 2025.
Lebih lanjut, Dewi Perssik juga memuji Presiden Prabowo Subianto dan mendukungnya jadi presiden seumur hidup.
Baca Juga: Double Check Sabtu 28 Juni 2025: Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi?
Sontak saja, pernyataan Dewi Perssik ini mengundang kecaman dari berbagai pihak. Kolom komentar Dewi Perssik seketika ramai digeruduk warganet.
"Jangan sebut kami berisik dan jangan sebut kami suka memecah belah bangsa, kami sedang terluka," kesal warganet.
"Semoga mendapat hidayah mbak DP jngn terlalu mengidolakan," ungkap warganet lainnya.
"Manusia gak empati," kesal warganet.
Bencana banjir Aceh. [Istimewa]Sementara, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengingatkan agar tidak ada pihak yang menggiring opini seolah-olah pemerintah dan petugas di lapangan tidak bekerja dalam menangani berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat.
Hal ini menyikapi ramainya kritik dari berbagai pihak ke pemerintah Presiden Prabowo Subianto dalam penanganan bencana banjir Sumatera.
“Jangan menggiring-giring seolah pemerintah tidak kerja, petugas-petugas di lapangan tidak kerja. Di sini semua butuh kerja sama, kekompakan, dan energi positif,” kata Teddy Indra Wijaya saat konferensi pers dikutip FT News, Sabtu 20 Desember 2025.
Menurut Teddy, upaya penanganan di lapangan membutuhkan dukungan semua pihak, bukan justru saling menyalahkan. Ia menegaskan banyak pihak yang datang dengan niat tulus untuk membantu, sehingga koordinasi dan komunikasi menjadi kunci utama.
“Banyak yang datang betul-betul niat bantu. Sampaikan ke petugas, Pak, di sana kurang, di sini kurang, ayo kita sama-sama, Pak,” ujarnya.
Teddy menekankan bahwa pemerintah terbuka terhadap masukan dan kritik yang bersifat konstruktif. Namun, ia berharap kritik tersebut disampaikan dengan semangat kebersamaan agar solusi dapat ditemukan secara cepat dan tepat.