Dikenal dengan Imej Galak, Ini Sisi Lain Chef Juna yang Tak Banyak Orang Tahu
Kuliner
 130920258.jpg)
Galak. Itulah salah satu imej yang terbangun di publik saat mendengar nama Juna Rorimpandey atau Chef Juna.
Sosoknya dikenal sebagai juri yang ketat di program ajang memasak MasterChef Indonesia sejak 2011.
Baca Juga: Raditya Dika Bawa Kabar Kurang Sedap, Istri dan Anak Masuk RS
Chef Juna mengaku bahwa dirinya bukan galak. Namun disiplin dan tegas dalam pekerjaan. Hal itu disampaikannya dalam podcast Raditya Dika.
"Sebenarnya lebih ke disiplin dan tegas. Kalau itu diaplikasikan ke pekerjaan, mungkin orang lihatnya kata yang paling cepat itu adalah galak," tuturnya dikutip, Sabtu (13/9/2025).
"Tapi saya kalau galak, tidak pernah yang personal. Mungkin intonasinya lebih tegas dan lugas, tapi tidak pernah menjatuhkan personal orang," sambungnya.
Baca Juga: MasterChef Indonesia Season 12 Tayang Siang Ini: Ada Kontestan yang Mengundurkan Diri?
Namun, di balik ketegasan dan "kegalakannya" yang terbangun imejnya di publik, Chef Juna sisi lain dalam kehidupan yang penuh perjuangan dan pengorbanan.
Sekolah Pilot
Chef Juna di podcast Raditya Dika. [YouTube]Sebelum menjadi koki sukses dan terkenal seperti sekarang ini, Chef Juna menjalani kehidupan yang sangat berat dan penuh kesulitan.
Berawal dari niat memperbaiki hidup setelah sempat terjerumus dalam pergaulan yang kelam, ia memutuskan pergi untuk menjalani sekolah pilot di AS.
"Saya sempat terbang beberapa kali, dan baru mencoba, krisis moneter datang," kata Chef Juna.
Krisis moneter di tahun 1998 membuat orang tuanya kesulitan sehingga tidak bisa lagi memberikan bantuan finansial untuk sekolah pilot Chef Juna.
"Orang tua saya bilang, 'Saya sudah tidak bisa bantu kamu sepersen pun. Kalau kamu mau pulang ke Indonesia, saya bisa pinjam uang buat tiket pulang'," kenangnya.
Bertahan Hidup di AS
Chef Juna di podcast Raditya Dika. [YouTube]Dengan tekad yang kuat, pemilik nama lengkap Junior John Rorimpandey ini memilih bertahan hidup di AS, meskipun harus menjalani hidup yang berat.
Dirinya sempat hidup di apartemen yang sempit bersama tujuh orang lainnya. Apartemen tersebut hanya memiliki satu kamar mandi.
"Kami tidur di lantai tanpa kasur, hanya beralaskan kain," ujar Chef Juna.
Mengais Sampah
Chef Juna. [Instagram @junarorimpandeyofficial]Di tengah kesulitan ekonomi yang menghimpit, Chef Juna sempat mengais sampah untuk beli rokok dan makanan.
"Saat itu saya sering mencari puntung rokok yang orang buang di tong sampah atau di parkiran supermarket. Kadang saya juga mengumpulkan koin-koin yang terjatuh, seperti satu penny atau dime, 10 sen. Itu saya kumpulkan untuk beli rokok," tuturnya.
Semangat Chef Juna tak pernah padam. Ia terus berjuang dan akhirnya mendapat pekerjaan di dunia kuliner, meski bekerja secara ilegal di awal-awal karier di AS.
Seiring berjalannya waktu, Chef Juna berhasil menapaki tangga kesuksesan. Kini ia dikenal bukan sebagai sebagai seorang koki ternama, namun juga brand ambassador sejumlah produk.