Djiaw Kie Song, Petani Tionghoa yang Jadi Saksi Penting Peristiwa Rengasdengklok
Nasional

Nama Djiaw Kie Song mungkin terdengar asing di telinga banyak orang. Namun, sebagai petani Tionghoa di Kampung Bojong Tugu, Rengasdengklok, ia menyimpan peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
Rumah Djiaw berubah fungsi menjadi markas perjuangan saat para tokoh pemuda seperti Sukarni, Chaerul Saleh, dan Adam Malik mengamankan Soekarno dan Hatta di sana pada 14-16 Agustus 1945.
Tujuan mereka adalah memastikan proklamasi kemerdekaan bisa segera dibacakan tanpa campur tangan pihak luar.
Saksi Bendera Merah Putih Berkibar untuk Pertama Kali
Djiaw Kie Song (X)
Tak hanya sebagai tempat persembunyian, rumah Djiaw juga menjadi saksi berkibarnya bendera Merah Putih pertama kali di Rengasdengklok pada 15 Agustus 1945.
Meski hanya petani biasa, Djiaw rela meminjamkan rumahnya tanpa pamrih kepada para pejuang kemerdekaan, termasuk Soekarno, Hatta, Fatmawati, dan putra Soekarno, Guntur Soekarnoputra.
Penghargaan dan Warisan yang Terus Dijaga
Sosok Dijaw (X)
Pada 1961, Djiaw mendapat penghargaan resmi dari Pangdam Siliwangi, Mayjen Ibrahim Adjie, sebagai bentuk pengakuan atas jasanya.
Namun, ia tetap rendah hati dan berwasiat agar rumah itu dijaga sebagai monumen hidup perjuangan bangsa, tanpa meminta imbalan dari pengunjung.
Hingga kini, rumah tersebut masih ditempati oleh keturunan Djiaw dan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Rencana revitalisasi sempat direncanakan pada 2015, meski terkendala masalah teknis.