Donald Trump Masukkan Ikhwanul Muslimin Jadi Organisasi Teroris
Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump memulai proses penetapan beberapa cabang Ikhwanul Muslimin (Muslim Brotherhood) sebagai Foreign Terrorist Organizations (FTO) dan Specially Designated Global Terrorists (SDGT) atau organisasi teroris asing. Langkah ini diumumkan melalui sebuah Executive Order yang ditandatangani pada 24 November 2025.
Executive Order tersebut menginstruksikan Secretary of State dan Secretary of the Treasury untuk menilai apakah cabang tertentu Ikhwanul Muslimin layak ditetapkan sebagai organisasi teroris. Penilaian ini dilakukan bersama Attorney General dan Director of National Intelligence.
Keputusan Akhir Kurang 2 Bulan
Baca Juga: Operasi Midnight Hammer AS, dari Tipu Daya Donald Trump hingga Pemboman 3 Fasilitas Nuklir Iran
Logo Ikwanul Muslimin. [wikipedia]Dalam perintah tersebut, pemerintah Amerika Serikat diminta menyerahkan laporan terkait potensi penetapan cabang Ikhwanul Muslimin di Lebanon, Mesir, dan Yordania. Penetapan akan dilakukan dengan menggunakan dasar hukum 8 U.S.C. 1189 dan 50 U.S.C. 1702 serta Executive Order 13224.
"Perintah tersebut mewajibkan Secretary of State dan Secretary of the Treasury mengambil tindakan dalam 45 hari setelah laporan itu untuk menetapkan cabang-cabang tersebut sebagai FTOs dan SDGTs bila sesuai," demikian salah satu bunyi laporan seperti diunggah di web resmi Gedung Putih.
Tujuan utama kebijakan ini adalah melemahkan kemampuan operasional cabang-cabang yang ditetapkan. Pemerintah AS juga ingin menghentikan akses pendanaan dan sumber daya mereka.
Baca Juga: Pejabat Teras Zionis di AS, Donald Trump Sebut Israel Setuju Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza
Pemerintahan Trump menilai jaringan transnasional Ikhwanul Muslimin telah mendorong terorisme dan instabilitas di Timur Tengah. Jaringan mereka disebut mengancam kepentingan dan sekutu Amerika Serikat di kawasan tersebut.
Setelah serangan 7 Oktober 2023, sayap militer cabang Ikhwanul Muslimin di Lebanon dilaporkan membantu kelompok teror meluncurkan roket ke Israel. Serangan itu menargetkan kawasan sipil maupun militer.
Seorang pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Mesir juga disebut mendorong tindakan kekerasan terhadap mitra Amerika Serikat pada hari yang sama. Pemerintah AS menilai pernyataan tersebut sebagai sinyal dukungan terhadap aksi teroris.
Sementara itu, laporan intelijen menunjukkan bahwa cabang Ikhwanul Muslimin di Yordania sejak lama memberikan dukungan material kepada sayap militan Hamas. Dukungan tersebut mencakup logistik yang memperkuat aktivitas militan.
Klaim AS Perangi Teroris Transnasional
Presiden As Donald Trump. [Whitehouse]Presiden Trump menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi memperkuat keamanan nasional. Ia menyatakan bahwa ancaman terorisme transnasional tidak boleh dibiarkan berkembang.
Pada awal tahun, Presiden Trump sudah memulai langkah serupa dengan mencoba menetapkan Ansar Allah atau Houthis sebagai FTO. Pemerintahannya juga menetapkan delapan kartel internasional sebagai FTO dan SDGT untuk memerangi kekerasan dan perdagangan narkoba.
Selain itu, pemerintahan Trump mengklaim telah mendeportasi ratusan anggota geng teroris. Ia menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan memberi ruang bagi musuh teroris asing untuk mengancam rakyatnya.
Dengan kebijakan terbaru ini, Presiden Trump kembali menegaskan komitmennya menjaga stabilitas global dan keamanan Amerika Serikat. Pemerintahannya menganggap penetapan cabang-cabang Ikhwanul Muslimin sebagai langkah penting untuk melindungi kepentingan nasional.
Sementara di Indonesia, Ikhwanul Muslimin di bukan hadir sebagai satu organisasi resmi seperti di Mesir, melainkan sebagai sebuah archetype ideologis yang memengaruhi berbagai gerakan lokal. Pengaruh ini banyak dipandang ada pada kelompok seperti Jemaah Tarbiyah dan partai turunannya PKS.