Duh! Dokter Boyke Curigai Gofar Hilman Doyan Gonta-Ganti Pasangan
Presenter ternama Gofar Hilman baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengungkap kebiasaannya menjalani tes HIV secara rutin. Ungkapan tersebut disampaikannya saat berbincang dengan seksolog dr. Boyke Dian Nugraha di kanal YouTube PWK, yang membahas isu penting seputar kesehatan seksual dan pencegahan HIV/AIDS.
Dalam percakapan tersebut, dr. Boyke menekankan bahwa secara medis, HIV paling sering ditularkan melalui hubungan seksual yang berisiko tinggi serta penggunaan jarum suntik secara bergantian. Oleh karena itu, ia menyarankan pemeriksaan HIV dilakukan secara berkala, terutama bagi individu yang masuk dalam kelompok berisiko.
“Jika seseorang aktif secara seksual, khususnya dengan lebih dari satu pasangan, atau menggunakan jarum suntik yang tidak steril, maka sangat disarankan untuk melakukan tes HIV minimal setiap enam bulan sekali,” jelas dr. Boyke dalam kutipan yang juga tersebar melalui akun media sosial @nyinyir_update_official, Selasa (3/6/2025).
Baca Juga: Biografi dan Agama Gofar Hilman, Pro Kontra Gantikan Praz Teguh Host PWK
Gofar Hilman pun menyambut pernyataan tersebut dengan terbuka. Ia mengaku bahwa selama ini dirinya cukup sering menyuarakan pentingnya tes HIV melalui media sosial, sebagai bentuk edukasi dan upaya meningkatkan kesadaran publik.
“Tanpa saya sadari, saya sering mengajak orang-orang di media sosial untuk rutin melakukan tes HIV. Saya ingin masyarakat lebih peduli terhadap kesehatannya,” ujar Gofar.
Namun, momen tersebut sempat diselingi canda saat dr. Boyke melontarkan pertanyaan tajam namun jenaka tentang alasan di balik kebiasaan Gofar melakukan tes HIV secara rutin. Dengan nada menggoda, ia berkata, “Kalau kamu rutin cek HIV, berarti kamu sering berganti pasangan dong?”
Youtuber Gofar Hilman. [YouTube]dr. Boyke kemudian menjelaskan bahwa pada dasarnya, individu yang menjalani hubungan monogami dan tidak memiliki riwayat penggunaan jarum suntik secara tidak aman, secara medis tidak masuk dalam kategori yang sangat perlu dites rutin. “Jika seseorang hidup setia kepada pasangannya dan tidak memiliki faktor risiko, sebenarnya tidak perlu sering melakukan pemeriksaan HIV,” jelasnya.
Namun demikian, Gofar menegaskan bahwa tujuannya bukan karena pola hidup berisiko, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kesehatan pribadi dan masyarakat. Ia menyamakan tes HIV dengan pemeriksaan kesehatan rutin atau medical check-up tahunan.
“Bagi saya, ini soal kewaspadaan. Sama seperti kita cek kolesterol atau gula darah, cek HIV setahun sekali juga penting untuk memastikan kondisi tubuh tetap prima dan tidak membawa risiko penularan kepada orang lain,” jelas mantan kekasih pedangdut Cupi Cupita itu.
Menanggapi hal ini, dr. Boyke sepakat bahwa deteksi dini memiliki peran krusial, apalagi di kalangan kelompok berisiko. Ia pun kembali mengingatkan bahwa HIV memiliki jalur penularan yang berbeda dibandingkan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
“Kalau HIV ditularkan lewat hubungan seksual dan penggunaan jarum suntik. Kalau gonore (GO), murni dari hubungan seksual. Sedangkan herpes, bisa juga menular dari permukaan benda seperti air atau toilet, meskipun lebih jarang,” papar dr. Boyke.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya edukasi kesehatan seksual yang menyeluruh, termasuk pemahaman tentang cara penularan, kelompok berisiko, dan upaya pencegahan.
Gofar Hilman, dengan pengaruhnya di media sosial, menunjukkan bahwa peran publik figur dalam menyebarkan informasi kesehatan sangatlah berarti—terutama dalam menghilangkan stigma terkait HIV/AIDS dan mendorong pemeriksaan rutin sebagai langkah preventif yang normal dan sehat.