ESPN Soroti Kekalahan Timnas Indonesia di Final Piala AFF U-23 2025, Ini Katanya!

Final Piala AFF U-23 2025 yang mempertemukan Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menyisakan luka mendalam bagi publik sepak bola tanah air.

Kekalahan tipis 0-1 yang dialami Garuda Muda di hadapan puluhan ribu suporter sendiri tak hanya menjadi bahan evaluasi di dalam negeri.

Namun juga mendapat perhatian dari media internasional, termasuk ESPN, raksasa media olahraga asal Amerika Serikat.

Baca Juga: Pelatih Timnas Indonesia U-23: Target Saya Menang di Piala AFF 2025

Dalam laporan eksklusifnya, ESPN menyoroti Indonesia vs Vietnam dengan menyebut banyak momen krusial yang gagal dimaksimalkan oleh anak asuh Gerald Vanenburg.

Media itu menyatakan bahwa Indonesia sejatinya punya peluang besar untuk keluar sebagai juara, namun justru gagal tampil maksimal di saat-saat penting.

"Sesuai dugaan, pertandingan berlangsung ketat dan alot. Mengingat taruhan yang ada, pertandingan ini tidak akan berjalan lancar selama 90 menit penuh," tulis ESPN dalam laporannya.

Baca Juga: Belum Lolos ke Semifinal Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia Wajib Tampil All Out Lawan Malaysia

Pergantian Pemain Dinilai Terlambat, Garuda Muda Kehilangan Momen Tekanan

Salah satu aspek paling disorot adalah strategi pergantian pemain Timnas Indonesia U-23 yang dinilai kurang responsif terhadap situasi pertandingan.

ESPN mencatat bahwa Indonesia baru melakukan satu pergantian hingga menit ke-81, meskipun tertinggal sejak babak pertama.

"Indonesia telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi mengejutkan bahwa hingga menit ke-81, hanya satu pergantian pemain yang dilakukan. Striker Hokky Caraka, pemain reguler di skuad senior, baru masuk pada menit ke-86," ungkap ESPN.

Keputusan pelatih Gerald Vanenburg untuk tidak cepat melakukan rotasi membuat tekanan Indonesia di akhir laga menjadi kurang efektif.

Vietnam yang lebih tenang dan efisien dalam mengelola laga, mampu mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang.

Blunder Jens Raven Jadi Sorotan: Peluang Emas Terbuang Percuma

Jens Raven gagal manfaatkan peluang emas di awal laga. [Instagram]Selain soal pergantian pemain, ESPN juga menyoroti kegagalan Jens Raven, striker muda andalan Indonesia yang tampil mengesankan sepanjang turnamen.

Raven yang sebelumnya mencetak tujuh gol di tiga laga, gagal memanfaatkan peluang emas di depan gawang Vietnam.

"Jens Raven yang tak terkawal, pencetak tujuh gol dari tiga penampilan sebelumnya, masuk ke lapangan. Dari jarak lima yard, hampir semua orang berharap sundulannya akan masuk ke gawang," tulis ESPN dengan nada sindiran.

Kesempatan yang datang di momen genting itu seolah jadi turning point yang gagal dikapitalisasi. ESPN bahkan menyebut bahwa kegagalan tersebut tidak bisa hanya disalahkan pada nasib semata.

Tekanan di Kandang Sendiri Bikin Indonesia Tak Terkontrol

Suporter Timnas Indonesia. [Instagram/@garudaa.news]Pertandingan Garuda Muda vs Vietnam ini juga menjadi bukti bahwa tekanan tampil di kandang sendiri bisa menjadi pedang bermata dua. ESPN mencatat bahwa Indonesia tampil terburu-buru dan tidak tenang sejak menit awal, bahkan harus menerima dua kartu kuning dalam 13 menit pertama.

"Meskipun Indonesia mengeluarkan peringatan pertama, Vietnam tidak butuh waktu lama untuk memaksa masuk ke dalam kontes. Mereka tetap tenang sementara Indonesia kebingungan," lanjut laporan ESPN.

Kegugupan ini membuat Garuda Muda gagal mengembangkan permainan secara optimal, dan Vietnam pun sukses memanfaatkan momen kunci untuk mencetak gol kemenangan melalui Nguyen Cong Phương pada menit ke-37.

Kekalahan ini menjadi alarm keras bahwa semangat juang saja tidak cukup untuk menjadi juara.

Timnas Indonesia U-23 harus meningkatkan aspek ketenangan, disiplin taktik, serta pengambilan keputusan cepat di bawah tekanan.

ESPN secara tidak langsung menyiratkan bahwa Indonesia punya potensi besar, namun masih perlu pematangan dari sisi mental dan strategi.

Kini, Piala AFF U-23 2025 kembali menjadi milik Vietnam, menjadikan mereka juara tiga kali berturut-turut dan semakin mengukuhkan dominasi mereka di Asia Tenggara.