Fenomena Kampung Pengemis di Sumenep: Hidup dari Mengemis, Rumah Mewah hingga Anak Jadi Dokter
Daerah

Dusun Nong Pote, Desa Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep dikenal sebagai salah satu kampung pengemis di Jawa Timur.
Seperti dikutip dari akun TikTok @rina.ayong, dari sekitar 9.500 penduduk, sekitar 80 persen warganya menggantungkan hidup dari aktivitas mengemis.
Uniknya, profesi ini tidak hanya dijalani masyarakat miskin, tetapi juga mereka yang hidup berkecukupan.
Baca Juga: Berkali-kali Erupsi Gunung Semeru terjadi dalam Dua Hari Ini
Mengemis di desa ini sudah menjadi budaya turun-temurun. Rendahnya kualitas sumber daya manusia membuat sebagian warga kurang kreatif mencari pekerjaan lain.
Mereka beranggapan bahwa uang dari mengemis merupakan rezeki halal, karena diperoleh dari pemberian orang secara ikhlas.
Baca Juga: Cegah Banjir, Pemkot Surabaya Bangun Rumah Pompa di Alun-Alun Contong
Rumah Mewah dan Pendidikan Tinggi Anak Pengemis
Kampung Pengemis (TikTok)
Meski berprofesi sebagai pengemis, kondisi perekonomian masyarakat Desa Pragaan Daya justru mengejutkan banyak orang.
Rumah-rumah di Dusun Nong Pote, desa tersebut, tampak megah dengan tembok bata, lantai keramik, hingga antena parabola. Bahkan, tak jarang terlihat mobil dan sepeda motor terparkir di pekarangan rumah mereka.
Tak hanya itu, hasil dari mengemis juga mampu membiayai pendidikan anak-anak mereka hingga ke perguruan tinggi, bahkan ada yang berkuliah di fakultas kedokteran.
Fenomena ini membuat Desa Pragaan Daya semakin menarik perhatian peneliti, akademisi, dan media massa.
Modus Mengemis dan Upaya Pemerintah
Kampung Pengemis (TikTok)
Di desa ini, praktik mengemis dilakukan dalam berbagai cara, mulai dari pengemis konvensional, nonkonvensional, hingga musiman.
Untuk kategori nonkonvensional, para pengemis bekerja sama dengan oknum lembaga seperti pesantren, masjid, maupun madrasah.
Mereka menggunakan proposal sumbangan fiktif untuk menarik simpati masyarakat, dengan sistem pembagian hasil antara pengemis dan pihak terkait.
Pemerintah Kabupaten Sumenep sebenarnya sudah berupaya menekan praktik mengemis melalui peraturan daerah, pembinaan, hingga pemberdayaan masyarakat. Namun, upaya tersebut belum efektif.
Warga Desa Pragaan Daya tetap bertahan dengan profesinya, karena menganggap mengemis lebih mudah dan menjanjikan untuk menghidupi keluarga.