Hampir Berusia 1 Abad, Kampung Wisata Keramik Dinoyo Malang Makin Berkibar di Era Digitalisasi
Lifestyle

Jika berkunjung ke Malang, tidak afdol rasanya melewatkan Kampung Wisata Keramik Dinoyo yang usianya hampir seratus tahun alias 1 abad. Mampir lah ke Dinoyo maka mata dan emosi kita serasa diaduk-aduk melihat keindahan keramik karya para pengrajin setempat.
Tak heran kalau keramik Dinoyo yang sudah eksis sejak 1930 dikenal dan diekspor hingga ke manca negara. Amerika Serikat, Kanada, negara-negara di Eropa Timur juga Jepang, menjadi tujuan keramik Dinoyo. Para konsumen mancanegara itu menganggap Dinoyo tak kalah indah dari keramik China, negeri yang dikenal dunia penghasil keramik cantik.
Seperti dunia yang terus berkembang. Keramik Dinoyo pun berkembang ke modern. Warna-warna yang pada awalnya dominan dengan putih dan biru, kini mulai lebih bervariasi seiring dengan kreativitas Masyarakat, namun warna-warna natural tetap masih menjadi ciri khasnya.
Seiring dengan itu juga, pengelolaan Kampung Wisata juga mengadopsi perkembangan zaman. Apalagi wisatawan yang datang bukan hanya dari dalam negeri tapi juga mancanegara. Dinoyo memang sudah sejak lama menjadi destinasi wisatawan asing. Tak heran kalau sekarang pun digitalisasi sudah diterapkan di sana.
Nyatanya, era digitalisasi membawa berkah bagi kampung wisata ini, khususnya para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini lah menjadi nilai tambah yang membuat Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), sangat mengapresiasi ketika hadir dalam acara "Upscaling UMKM Digital: Digitalize Culture through Technology" , Sabtu (4/1/2025).
"Kampung Wisata Keramik Dinoyo adalah bukti nyata bagaimana digitalisasi dapat mengangkat warisan budaya ke pasar global, menciptakan nilai tambah, dan membuka peluang baru bagi masyarakat," ujar Meutya.
Menurutnya, pemerintah berkomitmen mendukung digitalisasi UMKM melalui berbagai upaya, termasuk dengan menggelar acara literasi digital bertajuk Upscalling UMKM Digital, yang digelar di berbagai daerah.
Acara yang dihadiri oleh lebih dari 100 pelaku UMKM lokal ini bertujuan memperkuat daya saing dan keberlanjutan bisnis melalui adopsi teknologi digital.
Dalam acara Menkomdigi melakukan dialog interaktif dengan para pelaku UMKM Kampung Dinoyo dan menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan skala (upscale) budaya lokal.
Omzet Rp20-24 Juta
Kampung Dinoyo sendiri memiliki 23 kios UMKM yang menghasilkan dan menjual empat sampai lima juta keramik dengan rata-rata omset mencapai Rp20 - 24 juta. UMKM ini membantu meningkatkan ekonomi Kampung Dinoyo sebesar 40 persen.
Menkomdigi juga membekali para pelaku UMKM Kampung Dinoyo dengan pelatihan penggunaan platform digital, termasuk e-commerce, media sosial, dan aplikasi pembayaran. "Kami ingin memastikan bahwa teknologi dapat menjadi alat untuk memperluas pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperkuat daya saing UMKM kita," tegasnya.
Pemerintah juga menunjukkan komitmennya melalui peluncuran program berkelanjutan yang mendukung UMKM dengan penyediaan infrastruktur internet andal di kawasan wisata. "Digitalisasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal memberdayakan masyarakat dan menciptakan ekonomi yang lebih inklusif," jelas Meutya.
Menkomdigi yakin langkah ini dapat menginspirasi UMKM lainnya di seluruh Indonesia untuk melakukan transformasi digital. "Dengan kolaborasi berbagai pihak, kita bisa menjaga keberlanjutan budaya lokal sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam pasar global," ucapnya.***