Hotel di Pulau Mindanao Ungkap Kegiatan Pelaku Penembakan Bondi Beach Sebulan Menginap
Otoritas yang menyelidiki serangan teroris di Bondi Beach, Australia tengah menelusuri perjalanan selama satu bulan yang dilakukan para terduga pelaku, ayah dan anak Sajid dan Naveed Akram, ke Filipina khususnya ke Pulau Mindanao.
Di wilayah selatan negara tersebut telah berlangsung pemberontakan Islamis selama puluhan tahun.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pekan ini bahwa serangan tersebut terinspirasi oleh ISIS, dan terdapat kelompok militan yang berafiliasi dengan ISIS yang beroperasi di daerah terpencil di Filipina.
Baca Juga: Inggris, Australia, Kanada, dan Portugal Resmi Akui Palestina Negara Merdeka
Kegiatan Tersangka di Davao
GV Hotel Davao. [google maps]Dikutip CBS News, seorang resepsionis hotel di Davao City yang merupakan ibu kota utama di Mindanao, mengatakan para pelaku tidak pernah meninggalkan kamar mereka lebih dari satu hari.
Jojo, yang bekerja di GV Hotel di Davao, mengatakan bahwa Sajid dan Naveed Akram—yang lebih tua di antara keduanya tewas dalam serangan pada hari Minggu—check-in di hotel tersebut pada 1 November dan keluar pada 28 November.
Baca Juga: Ini Wajah Si Raja Tega Bikin Nyawa Hansip di Cakung Melayang
Ia mengatakan mereka memperpanjang masa inap dari minggu ke minggu dan membayar secara tunai. Mereka biasanya keluar pada siang hari, tetapi kembali ke hotel setiap malam, sering kali membawa makanan untuk dimakan di kamar mereka.
Ia menambahkan tidak ada hal yang tampak mencurigakan dari ayah dan anak tersebut, yang hanya membawa satu koper dan satu ransel di antara mereka.
Filipina Bantah Tudingan Pelatihan Tersangka di Mindanao
Pelaku penembakan di Bondi Beach dari atas sebuah bangunan. [X]Sebelumnya, lembaga penyiaran publik Australia ABC melaporkan bahwa para pelaku serangan Bondi Beach telah menjalani “pelatihan bergaya militer” di Filipina, dengan mengutip sumber-sumber keamanan.
Namun pada Rabu, juru bicara kepresidenan Filipina Claire Castro, mengutip pernyataan Dewan Keamanan Nasional, mengatakan tidak ada “laporan atau konfirmasi yang tervalidasi bahwa individu yang terlibat dalam insiden Bondi Beach menerima bentuk pelatihan apa pun di Filipina,” menurut kantor berita Prancis AFP.
Pemerintah Filipina “dengan tegas menolak pernyataan menyeluruh tersebut dan penggambaran yang menyesatkan tentang Filipina sebagai pusat pelatihan ISIS.
Otoritas Australia dan India telah mengonfirmasi bahwa Sajid Akram (50), yang tewas dalam serangan tersebut, bepergian menggunakan paspor India, sementara putranya, yang lahir di Australia, menggunakan paspor Australia. Naveed Akram (24) mengalami luka dalam serangan tersebut, tetapi sadar dari koma awal pekan ini dan segera didakwa atas 59 dakwaan terpisah, termasuk 15 dakwaan pembunuhan.