Otomotif

Industri Mobil Listrik China Tertekan, Banyak Pabrikan Terancam Tutup 2026

29 Desember 2025 | 16:21 WIB
Industri Mobil Listrik China Tertekan, Banyak Pabrikan Terancam Tutup 2026
Tahun Berat Industri EV China, Puluhan Produsen Berisiko Tutup pada 2026

Industri kendaraan listrik di China diperkirakan memasuki fase penyesuaian besar pada 2026. Puluhan produsen mobil listrik di negara tersebut terancam menghentikan operasional akibat tekanan pasar yang semakin ketat, penurunan permintaan, serta berakhirnya berbagai insentif pemerintah yang selama ini menopang pertumbuhan sektor tersebut.

rb-1

Selama satu dekade terakhir, China dikenal sebagai pasar kendaraan listrik terbesar di dunia. Dukungan berupa subsidi pembelian, insentif pajak, serta kemudahan regulasi mendorong pertumbuhan pesat jumlah produsen EV.

Namun, kondisi tersebut kini berbalik menjadi tantangan serius ketika pasar mulai jenuh dan dukungan pemerintah secara bertahap dikurangi.

Baca Juga: Yangwang U8L BYD Pamer Kemampuan "Crab Walk" dan Mengapung, Harganya Bikin Melongo

rb-3

Tekanan Produksi dan Persaingan Harga

Salah satu faktor utama yang memperburuk kondisi industri adalah kelebihan kapasitas produksi. Banyak pabrikan memproduksi kendaraan dalam jumlah besar, sementara daya serap pasar tidak lagi sekuat beberapa tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kenalan dengan Curtiss Bespoke, Motor Listrik Super Eksklusif yang Harganya Sentuh Angka Miliaran

Akibatnya, persaingan harga semakin agresif dan menekan margin keuntungan, terutama bagi perusahaan berskala kecil dan menengah.

Selain itu, berakhirnya subsidi kendaraan listrik yang dijadwalkan sepenuhnya pada akhir 2025 membuat beban biaya beralih ke konsumen. Tanpa insentif, harga mobil listrik dinilai kurang kompetitif bagi sebagian masyarakat, terlebih di tengah perlambatan ekonomi global.

Kondisi ini diperkirakan berdampak langsung pada penurunan penjualan sepanjang 2026.

Subsidi Berakhir Pabrikan Mobil Listrik China Terancam Gulung TikarSubsidi Berakhir Pabrikan Mobil Listrik China Terancam Gulung Tikar

Risiko Gulung Tikar dan Konsolidasi

Tekanan finansial membuat banyak produsen kesulitan menjaga arus kas. Biaya riset dan pengembangan, produksi baterai, serta distribusi kendaraan membutuhkan modal besar.

Produsen yang tidak mampu mencapai skala ekonomi atau gagal menghadirkan diferensiasi produk berisiko tersingkir dari pasar.

Situasi ini diprediksi memicu gelombang konsolidasi industri. Hanya perusahaan dengan struktur keuangan kuat, teknologi matang, dan jaringan distribusi luas yang dinilai mampu bertahan.

Sejumlah analis memperkirakan jumlah produsen mobil listrik di China akan menyusut signifikan dan hanya menyisakan beberapa pemain utama dalam beberapa tahun ke depan.

Meski demikian, tekanan di pasar domestik tidak sepenuhnya menutup peluang. Sejumlah produsen berupaya menjaga kinerja dengan memperluas ekspansi ke pasar luar negeri, termasuk Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Eropa.

Strategi ekspor dinilai menjadi salah satu cara untuk mengimbangi perlambatan permintaan dalam negeri.

Secara keseluruhan, tahun 2026 diproyeksikan menjadi periode krusial bagi industri mobil listrik China. Perubahan struktur pasar, berkurangnya insentif, serta ketatnya persaingan akan menjadi ujian nyata bagi keberlangsungan banyak produsen.

Lanskap industri EV China pun diperkirakan berubah signifikan, dari pasar dengan ratusan merek menjadi industri yang lebih ramping dan terfokus.

Tag MobilListrik KendaraanListrik IndustriOtomotif EVChina OtomotifGlobal