Ini Dia Rayyan Arkan Dikha, Bocah Pacu Jalur yang Viral karena Aksinya Menari di Perahu yang Melaju Kencang
Riau
.jpg)
Sosok Rayyan Arkan Dikha belakangan tengah naik daun. Bocah 11 tahun ini tiba-tiba mendunia lantaran aksinya menari di perahu yang tengah melaju kencang di Kuantan Singingi, Riau. Konon, sejumlah pihak dari luar negeri telah menghubungi keluarga Dikha, entah untuk kepentingan apa.
Ibu Dikha, Rani Ridawati (36), mengaku senang dan mengaku tidak menyangka aksi anaknya mendapat perhatian begitu banyak, baik dari dalam negeri bahkan luar negeri. "Ya senang, tidak menyangka juga. Bangga lihatnya," ujarnya, Senin (7/7/2025).
Dikha yang lahir pada 28 Desember 2014 ini memang sudah aktif menari di Pacu Jalur sejak tiga tahun lalu. Kini, julukan "Aura Farming" melekat padanya karena vibes positif yang dipancarkannya di atas jalur.
Dikha Rajin Berlatih Asah Kemampuan
Untuk bisa semahir sekarang, Dikha rajin berlatih dengan anak pacu lainnya. Setidaknya seminggu tiga kali dia menyempatkan diri mengasah kemampuan. "Ikut menari di jalur sudah 3 tahun terakhir ini. Kalau latihan sepekan 3 kali. Itu latihan waktu pacu," jelas Rani, dilansir mediacenter.riau
Bisa jadi bakat Dikha ini menurun dari sang ayah, Jufriono (40), yang juga atlet Pacu Jalur. Bahkan keluarga besarnya, banyak yang juga menjadi atlet Pacu Jalur. "Ayahnya atlet Pacu Jalur juga, adek ayahnya juga atlet. Ya keluarga besar memang atlet Pacu Jalur, ayahnya ini sudah main sejak dia masih remaja," tutur Rani.
Maka tak heran Dikha berada di lingkungan keluarga atlet Pacu Jalur pun ikut ‘tertular’. Menariknya, kemampuan itu didapatnya secara spontan, yang kemudian rutin diasah.
"Belajar otodidak saja nari kebiasaan di jalur. Bisa jadi besar nanti dia lanjutkan ayahnya jadi anak pacuan," tambah Rani sambil berseloroh.
Sempat Kesulitan di Awal, Bahkan Pernah Beberapa Kali Jatuh ke Sungai
Rayyan Arkan Dikha beraksi menari di perahu yang melaju kencang/Foto: X (twitter) Info Suporter Indonesia
Dikha bersekolah di SD 013 Desa Pintu Gobang, Kari, Kuantan Singingi. Dia tidak pernah ikut latihan menari di sekolahnya, namun rutin menemani ayahnya latihan Pacu Jalur. “Di sekolah tak pernah nari-nari. Ikut ayah aja latihan Pacu Jalur," kata Dikha polos.
Aksinya yang viral itu bahkan ditiru banyak public figure, mulai dari Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming, klub sepak bola PSG dan AC Milan, sampai aktris kondang Luna Maya.
Dikha sendiri mengaku menari di atas jalur itu hal biasa tapi dia senang aksinya jadi viral dan disorot dunia. "Perasaan senang, kalau menari itu spontan saja," terang Dikha.
Di masa awal menari, Dikha mengaku sempat kesulitan karena harus berdiri di ujung jalur yang sempit dan licin. Beberapa kali dia bahkan jatuh dan harus diselamatkan sebelum sampai garis finis.
"Pertama dulu takut, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang sudah enggak takut jatuh karena sudah terbiasa. Kan bisa renang," sambung anak kedua dari Rani Ridawati dan Jufriono ini.
Dikha Disiapkan Jadi Atlet Pacu Jalur Lestarikan Budaya Nenek Moyang
Rayyan Arkan Dikha/Foto: X Info Suporter Indonesia
Selama latihan, Dikha memang disiapkan khusus buat menari di bagian depan jalur. Ini beda sama tukang onjai yang posisinya di belakang dan biasanya usianya lebih dewasa.
"Dikha disiapkan nari di depan terus. Kalau tukang onjai itu ada kawan juga, tapi kalau Dhika memang nari depan," ucap Rani.
Peran Dikha sebagai penari cilik ini digadang-gadang jadi jalan buat dia meraih mimpinya. Bahkan, ia dipersiapkan jadi atlet jalur untuk melestarikan tradisi nenek moyang di Kota Jalur. "Bisa jadi nanti Dikha jadi atlet Pacu Jalur. Itu kan tradisi di Kuantan Singingi, sudah menjadi kehobian," jelas Rani yang menyebut anaknya bercita-cita jadi Prajurit TNI. "Cita-cita jadi tentara. Pacu Jalur tetap ya," kata Rani.
Rani berharap, untuk kemajuan Kuantan Singingi, ada fasilitas, pembinaan untuk para atlet dari pemerintah pusat. Harapan pusat ikut turun tangan. Sekarang Pacu Jalur sudah dikenal dunia. ”Kalau bisa arena pacu diperbaiki, tolong diberi perhatian khusus ke atlet-atlet dan anak-anak," ujarnya.
Pacu Jalur Kebanggaan Masyarakat Kuansing
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, jelas sumringah dengan fenomena ini. Dikatakan bahwa Pacu Jalur adalah simbol kekuatan, kekompakan, dan kebanggaan masyarakat Kuansing.
"Viralnya Pacu Jalur membuktikan bahwa kearifan lokal Riau punya daya pikat universal dan sanggup bersaing di kancah internasional. Fenomena ini juga menjadi momentum emas untuk semakin meningkatkan kunjungan wisatawan ke Riau dan Kuantan Singingi, sekaligus menumbuhkan kebanggaan masyarakat lokal terhadap budayanya sendiri," terangnya, sembari menambahkan Festival Pacu Jalur akan digelar 20-24 Agustus 2025 mendatang.***