Jangan Khawatir Serbuan Barang Impor AS, Wamenlu Sebut Barang Made in USA Banyak Tak Bagus

Metropolitan

Sabtu, 19 Juli 2025 | 12:33 WIB
Jangan Khawatir Serbuan Barang Impor AS, Wamenlu Sebut Barang Made in USA Banyak Tak Bagus
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arif Havas Oegroseno. [FT News]

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Arif Havas Oegroseno meminta agar tidak terlalu mempengaruhi serbuan barang impor asal Amerika Serikat (AS) ke Indonesia , dikenakan tarif 0 persen.

rb-1

Havas justru menyebut banyak barang-barang dari AS dengan kualitas yang tidak begitu bagus. Dengan kualitas yang kurang bagus, tentu tidak akan begitu diterima oleh masyarakat.

"Mana Made In USA (yang bagus) nggak ada, jadi ada yang bilang awas, barang Amerika masuk ke Indonesia 0% yang mana," katanya dalam Diskusi Double Check yang digelar DPP Gempita di Retro Cafe Beltway Office Park yang berlokasi di kawasan Cilandak Jakarta Selatan Sabtu (19/7/20259).

Baca Juga: Kepercayaan Internasional Terhadap RI Meningkat Tajam saat Geopolitik Memanas

rb-3

Kurang Laku di Pasaran

Diskusi Double Check yang digelar DPP Gempita. [Berita FT]Diskusi Double Check yang digelar DPP Gempita. [Berita FT]

Havas mengatakan masuknya barang impor dari AS belum tentu juga akan diterima masyarakat, apalagi bila kualitasnya tidak bagus, tentu tidak akan laku di pasaran.

Baca Juga: Sahroni: UU Ekstradisi Indonesia-Singapura Maksimalkan Penegakan Hukum

"Kedua akses penuh tidak berarti diterima masyarakat tergantung harga. Kalau kita lewat di luar ada barang Made in USA? Nggak ada, kalau keluar paling mobil dari Korea, Jepang, Tiongkok dan mobil Jepang lainnya semua," lanjutnya.

Havas lalu menjabarkan, barang-barang dari AS yang masuk ke Indonesia rata-rata sangat dibutuhkan untuk menunjang industri dalam negeri.

Salah satunya Zoey yang dipergunakan untuk pembuatan tempe. Kemudian gandum sebagai bahan dasar untuk membuat mie instan.

“Yang masuk ke Indonesia itu zoey, ya kita harus makan tempe, kan tempe nggak banyak di Indonesia, tanahnya nggak cukup untuk begitu banyak tempe yang kita butuhkan,” jelas Havas.

“Terus gandum untuk membuat mie instan dan mie instan dari industri banyak kerjasama dengan UMKM. Ada satu industri dia link dengan 70 ribu UMKM untuk jualan mie instan,” tambahnya.

Tarif Impor 19 Persen

DPP Gempita mengadakan diskusi Double Check Sabtu 19 Juli 2025 hari ini. [Berita FT]DPP Gempita mengadakan diskusi Double Check Sabtu 19 Juli 2025 hari ini. [Berita FT]

Sementara tarif impor yang dikenakan 19 persen tentunya menguntungkan Indonesia. Bagi Havas, rakyat Amerika Serikat dipaksa untuk membayar pajak dari barang-barang Indonesia berhasil masuk kesana.

Nggak fair 19 persen, Indonesia nggak bayar lah yang bayar ya konsumennya, bukan pemerintah, bukan eksportirnya. Katakanlah harga sepatu sneaker yang saya lihat di internet, keluar dari pabrik di Asia Tenggara 25 dollar lah dijual di Amerika Serikat 150 dollar kalau kita naik 19 persen, jelasnya.

“Dan di Amerika Serikat itu datanya, mereka membeli sneakers minimal 7 kali dalam setahun. Jadi data yang saya dapat, kalau kita sneakers dengan 19 persen dan mereka nol persen, apakah kita kehilangan pasar,” ujar Havas.

Diketahui, pemerintah berhasil melobi Presiden AS Donald Trump untuk menurunkan tarif impor yang awalnya dari 32 persen menjadi 19 persen, sedangkan barang dari AS masuk ke Indonesia tidak dikenakan tarif sama sekali alias tarif 0 persen.

Reporter: Selvianus Kopong Basar

Tag Wamenlu Arif Havas Oegroseno AS Indonesia Tarif impor Double check Gempita

Terkini