Kabar Duka, Dalang Ki Anom Suroto Meninggal Dunia Hari Ini
Dalang Ki Anom Suroto, asal Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia pada Kamis, 23 Oktober 2025, pada usia 77 tahun di RS dr Oen Kandangsapi Solo.
Ia meninggal setelah menjalani perawatan selama lima hari akibat serangan jantung dan memiliki riwayat diabetes.
"Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Baca Juga: Anies Baswedan Berduka Kehilangan Ki Anom Suroto, 11 Hari Lalu Sempat Ngobrol
Keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Ki Ageng H. Anom Suroto, maestro dalang wayang kulit yang telah mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal bangsa.
Semoga amal baktinya diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tulis akun resmi PKB.
Kabar duka Dalang Ki Anom Suroto meninggal. [Dok istimewa]
Baca Juga: Longsor Banjarnegara: 2 Warga Meninggal, 26 Lainnya Masih Hilang
Jenazahnya disemayamkan di rumah duka Kebon Seni Timasan, kemudian dimakamkan di Permakaman Depokan, Juwiring, Klaten pada pukul 15.00 WIB hari yang sama.
Ki Anom Suroto dikenal sebagai maestro wayang kulit yang menjadi panutan bagi dalang muda dan sosok yang berpesan agar para dalang belajar dari berbagai gaya serta selalu bekerja keras untuk dikenal masyarakat. Ia meninggalkan seorang istri, delapan anak, dan 18 cucu.
Ringkasan karier dan kontribusi Ki Anom Suroto pada Wayang
Dalang Ki Anom Suroto. [Dok istimewa]
Ki Anom Suroto adalah dalang wayang kulit purwa bergaya Surakarta yang terkenal dengan gaya halus dan sarat filosofi.
Ia memperdalam keahliannya melalui kursus di Himpunan Budaya Surakarta dan dikenal cepat di kalangan seniman muda.
Kariernya dimulai sejak tahun 1968 dengan tampil di Radio Republik Indonesia, kemudian ia sering pentas baik di dalam negeri maupun internasional, termasuk di lima benua seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Eropa.
Ia juga mendirikan koperasi dan yayasan seni untuk mendukung kehidupan para seniman pedalangan di Jawa Tengah.
Ki Anom dikenal dengan suara khas dan gaya tutur yang tegas namun lembut. Ia menciptakan sejumlah gending Jawa dan lakon wayang yang banyak mengadopsi kehidupan masyarakat.
Selain menghibur, ia juga berperan mendidik dan menanamkan nilai-nilai luhur melalui seni pedalangan, serta menjadi penggerak pelestarian seni wayang dengan pembinaan dalang muda.
Ki Anom Suroto menerima berbagai penghargaan, termasuk Satya Lencana Kebudayaan RI dari Presiden Soeharto, dan diangkat sebagai Bupati Sepuh dengan gelar Kanjeng Raden Tumenggung.
Warisannya sangat besar dalam menjaga kelestarian dan pengembangan wayang kulit purwa sebagai budaya Indonesia.