Kandungan Etanol BBM Pertamina, Bikin Performa Mesin Menurun?

Kandungan etanol BBM Pertamina menjadi sorotan publik setelah adanya penolakan dari SPBU swasta.
Berbagai kekhawatiran pun muncul terhadap kandungan etanol BBM Pertamina, seperti membuat performa mesin menurun dan menyebabkan korosi atau karatan?
Etanol yang terkandung di BBM Pertamina adalah campuran etanol berbasis nabati, yang biasanya berupa bioetanol dari tetes tebu (molase).
Baca Juga: Hore.. Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series di Sumut
Kandungan etanol dalam BBM Pertamina umumnya sekitar 3,5 persen hingga 5 persen, tergantung produk, seperti pada Pertamax Green 95 yang mengandung 5% etanol.
Etanol di BBM Pertamina adalah bioetanol sebagai campuran bahan bakar yang meningkatkan oktan dan mendukung pengurangan emisi, dengan kadar aman sekitar 3,5-5% sesuai standar energi dan perlindungan mesin kendaraan modern.
Dampak Etanol Pada Mesin
Baca Juga: Direktur Utama Pertamina Pastikan Stok BBM Subsidi Aman
SPBU Pertamina. [Instagram]
Dampak etanol 3,5% pada performa mesin kendaraan modern umumnya sangat kecil dan hampir tidak terasa. Berikut penjelasannya:
- Penurunan Daya Mesin
Kandungan etanol sedikit menurunkan energi per liter bahan bakar, sehingga daya mesin bisa berkurang sekitar 1% atau kurang. Namun, ini sangat minim dan biasanya tidak dirasakan pengemudi dalam penggunaan sehari-hari.
- Pembakaran Lebih Sempurna
Etanol meningkatkan nilai oktan BBM, yang membantu mesin melakukan pembakaran lebih efektif dan efisien, sehingga mengurangi risiko knocking (ketukan mesin).
- Emisi Gas Buang Lebih Rendah
Penggunaan etanol dalam campuran BBM dapat mengurangi emisi karbon monoksida (CO), hidrokarbon (HC), dan partikel berbahaya, membuat kendaraan lebih ramah lingkungan.
- Kompatibilitas Mesin
Mesin modern dirancang untuk dapat menggunakan bahan bakar dengan campuran etanol hingga 10%. Jadi, kandungan 3,5% etanol aman digunakan tanpa mengurangi umur mesin atau komponen.
- Potensi Pengaruh Negatif
Jika penyimpanan dan penggunaan tidak tepat, seperti terkena air karena sifat higroskopis etanol, dapat menyebabkan korosi atau masalah pembakaran. Namun, dalam kondisi normal dan bahan bakar standar, risiko ini minim.
Bahlil Pastikan Aman
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. [Istimewa]
Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan kandungan etanol 3,5% di dalam basefuel BBM yang diimpor oleh Pertamina, aman.
"Seluruh minyak atau BBM yang didistribusikan ke SPBU, baik punya Pertamina atau swasta, semua diuji lewat standar pemerintah lewat Lemigas. Dan kalau tidak lolos standar, pasti tidak akan didistribusikan. Semuanya sudah sesuai standar," katanya.
Bahlil menjelaskan bahwa ambang batas kandungan etanol yang diperkenankan oleh Kementerian ESDM adalah tidak melebihi 20%.
Sehingga, dia tidak melihat adanya kesalahan terhadap produk basefuel yang diimpor Pertamina untuk memenuhi kebutuhan BU swasta.
"Selama di bawah 20% (etanol) itu tidak ada masalah, selama etanolnya itu etanol murni 99,95%, dan yang dilakukan oleh Pertamina kemarin itu adalah sudah memenuhi standar," tukasnya.