KDM Jawab Penggantian Nama RSUD Al-Ihsan Jadi Welas Asih, Singgung Pengkritiknya yang Orang Jakarta

Perubahan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan menjadi RSUD Welas Asih oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atau KDM menjadi polemik. Perubahan RS yang berada di Baleendah, Kabupaten Bandung tersebut dinilai sebagai penghilangan identitas Islam dan diganti budaya Sunda.
Perubahan nama RSUD disahkan lewat Kepgub Nomor 445 Tahun 2025 tentang Rumah Sakit Umum Daerah Al Ihsan berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Welas Asih Provinsi Jawa Barat.
Jawaban Dedi Mulyadi
Baca Juga: Aura Cinta Muncul Pertama Kalinya di Media Sosial Sejak Viral, Netizen: Kirain Minta Maaf
KDM. (Instagram)
KDM melalui media sosialnya membantah terkait tudingan pembenturan Islam dengan budaya Sunda dalam pergantian RSUD tersebut. KDM menunggah video pengkritiknya yang ternyata bukan warga Jawa Barat.
Video kritik tersebut berasal dari warga bernama Eko Widodo. Warga tersebut mengkritik pergantian nama sebagai pembenturan identitas Islam dengan budaya Sunda.
Baca Juga: Pendapatan KDM dari YouTube dengan 6,8 Juta Subscribers Bisa Bikin Gubernur Kaltim Melongo
KDM menyinggung Eko Widodo yang bukan warga Jawa Barat mengurusi pergantian nama RSUD Al-Ihsan. Terkait kritik pergantian nama tersebut tidak memiliki narasi dan landasan hukum yang memadai.
"Pemprov Jabar dikritik oleh warga Jakarta. Berarti Mas Eko sayang kepada saya, kepada warga Jabar," kata KDM.
KDM juga menuding narasi Eko Widodo sebagai hoaks dan berdosa. Hal itu bisa menimbulkan polemik dan juga menyinggung Eko Widodo pernah terjerat kasus berita hoaks yang menyebut server KPU sudah diseting.
"Tolong warga Jabar jangan dikasih berita-berita hoaks dari Jakarta. Kita bisa berpolitik dengan baik, bermedia sosial dengan baik dengan menggunakan narasi yang memberikan pendidikan bagi publik," katanya.
Komentar Netizen
RSUD Welas Asih. (rsudalihsan.jabarprov.go.id)
Unggahan KDM terkait kritik penggantian nama RSUD tersebut ramai dan mendapat banyak komentar netizen. Banyak yang menyebut bahwa gaya komunikasi KDM di media sosial cukup efektif untuk melawan narasi lain yang bertentangan dengan kebijakan Pemprov Jabar.
"Tentang nama aja diributin. Tapi tentang dana. Hibahnya ke mana pada diem aja," kata @ilhamandika__98.
"KDM dan Jabar banyak dikritik, tapi yang mengkritik bukan orang Jabar melainkan orang luar Jabar. Betapa bangganya sebagai warga Jabar jadi sorotan dan acuan semua orang. Maju terus Gubernur dan warga Jabarku," kata @dawwoong.
"Warga Jakarta diem lu. Bukan warga Jabar tapi paling berisik. Malu-maluin gubernurnya aje. Siapa sih gubernur Jakarta, kritik sono," kata @she_rihan88.
"Gue suka gaya KDM, kritik hoaks langsung direspons gak didiemin jadi gaduh," komentar @justl3.
"Bapa aing emang the best. Please atuh orang Jakarta jangan ngurusin Jabar terus urus aja Jakarta biar ga banjir dan macet lagi kasian warga Jakarta yang tiap tahun jadi korban banjir terus," kata @novie_arvin.