Kenapa Saat di Kereta Terdengar Bunyi Duk Duk? Ternyata Ini Asal Usulnya
Traveling

Kereta api menjadi salah satu transportasi umum bagi masyarakat. Bagi penumpang, pastinya sudah terbiasa mendengar suara atau bunyi "duk duk" saat berada di dalam kereta.
Lantas dari manakah asal bunyi "duk duk" tersebut? Ternyata suara itu berasal dari sambungan rel. Sambungan itu memang sengaja dirancang memiliki jarak atau celah antarbatang rel.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, mengatakan keberadaan celah tersebut memiliki fungsi teknis yang sangat penting untuk keselamatan dan keandalan perjalanan kereta api.
Baca Juga: Naik Kereta, Dosen dan Tendik UI Dapat Diskon 10 %
Ixfan mengungkapkan bahwa celah atau jarak pada sambungan rel bertujuan mengantisipasi perubahan panjang rel akibat suhu.
Besi atau baja sebagai bahan rel akan memuai saat panas dan menyusut saat dingin.
"Jika tidak ada celah, maka rel bisa melengkung atau bahkan retak akibat tekanan termal," jelasnya dikutip Jumat (8/8/2025).
Baca Juga: Selama Libur Lebaran, KAI Wisata Layani 45.813 Pelanggan
Track Buckling
Ilustrasi kereta api. [Dok. Daop 1 Jakarta]Saat siang hari, suhu rel dapat meningkat tajam. Hal ini akibat paparan sinar matahari langsung.
Tanpa adanya ruang pemuaian yang cukup, sambungan antar rel akan mengalami tekanan besar.
Akibatnya bisa bisa menyebabkan track buckling atau pelengkungan rel. Hal ini bisa berisiko terhadap keselamatan perjalanan kereta api.
Dengan adanya celah pada sambungan rel, rel diberikan ruang untuk memuai. Sehingga tekanan tidak terkonsentrasi di satu titik.
"Inilah kenapa desain sambungan rel dibuat tidak rapat sempurna," ungkapnya.
Pelat Sambungan dan Baut Khusus
Di samping celah sambungan, terdapat juga rail joint bars (pelat sambungan) dan fish bolts (baut khusus) untuk menyambungkan antar batang rel.
Sistem tersebut tidak cuma memberikan fleksibilitas terhadap perubahan suhu. Tapi juga mempermudah proses perawatan, inspeksi dan penggantian rel jika diperlukan.
Rel Jenis CWR
Ilustrasi kereta api. [Dok. Daop 1 Jakarta]Untuk jalur-jalur strategis dan padat, kini banyak digunakan rel jenis continuous welded rail (CWR) yang menggunakan teknik penyambungan rel tanpa celah.
Namun, pada jalur dengan rel jenis ini, diperlukan sistem penanganan ekspansi termal yang lebih kompleks, seperti rail anchor dan ballast retention.