Kisah Dibalik Patung Macan Viral di Kediri, Ikon Penjaga Desa Balongjeruk
Patung macan viral di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, jadi perbincangan hangat di media sosial.
Patung ini dibangun baru-baru ini untuk menggantikan pohon beringin di simpang tiga desa, sebagai simbol legenda lokal "Macan Putih" yang diangkat kembali oleh inisiatif warga.
Kepala Desa Balongjeruk, Safii'i, menegaskan bahwa patung ini dibiayai dari dana pribadi, bukan anggaran desa, untuk menghidupkan kembali cerita rakyat tentang macan putih sebagai penjaga desa.
Baca Juga: Fenomena Gua Safawardi Sempat Viral Disebut Tembus ke Mekah, Simak Penjelasan Arkeolog
"Perangkat desa yang namanya Mbah Maskam itu sering cerita bahwasanya di Desa Balongjeruk itu yang momong atau mungkin kalau zaman dulu itu bisa dikatakan itu adalah pawang atau danyang. Itu katanya macan putih, gitu," katanya dikutip, Minggu 28 Desember 2025.
Kolase Patung Macan viral. [Istimewa]Patung ini sengaja dibuat dengan corak hitam-putih khas macan, tapi bentuknya memicu kontroversi karena wajahnya dianggap bulat besar seperti badak, moncongnya mirip kuda nil, dan ekspresi tidak buas.
Foto dan video patung menyebar luas di Instagram, Facebook, dan YouTube, memancing komentar satir seperti "perpaduan kudanil dan zebra" atau sindiran soal biaya "20 miliar" meski dana pribadi.
Baca Juga: Beredar Link Video Hilda Pricillya Viral di Media Sosial, Benarkah?
Netizen kesulitan mengenali sebagai macan, sehingga jadi meme dan sorotan publik.
Legenda Macan Putih di Desa Balongjeruk
Legenda Macan Putih di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, merupakan cerita turun-temurun yang dipercaya warga sebagai penjaga atau danyang desa.
Kisah ini dihidupkan kembali melalui patung viral yang dibangun baru-baru ini untuk menggantikan pohon beringin di simpang tiga desa.
Asal Usul Cerita
Patung Macan Putih Kediri. [Istimewa]Menurut tokoh agama, masyarakat, dan perangkat desa seperti Mbah Maskam, Macan Putih adalah hewan peliharaan leluhur yang turut membuka wilayah desa pada masa lampau.
Kisah ini juga diceritakan oleh kepala desa sekitar tahun 1998 yang mengaku sering bertemu makhluk tersebut, menjadikannya simbol kekuatan spiritual dan kewibawaan desa.
Warga sepakat menjadikan Macan Putih sebagai ikon desa melalui musyawarah, melambangkan penjaga gaib yang sakral dan misterius, terkait aura mistik tanah Kediri.
Legenda ini bukan hanya mitos, tapi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara lisan untuk generasi mendatang.