Wamenag Romo Syafi'i Tak Masalah Ormas Minta THR: Fenomena Budaya Lebaran
Nasional

Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI, Muhammad Syafi'i atau yang akrab disapa Romo Syafi'i tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial (medsos).
Namanya mencuat setelah menanggapi Organisasi Masyarakat (Ormas) meminta THR kepada pengusaha dan pedagang.
Seperti yang diketahui, belakangan ini viral laporan tentang beberapa Ormas yang mengajukan permintaan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pelaku usaha di berbagai daerah.
Baca Juga: PT KAI Tambah Tiket Kereta Untuk Lebaran 2025, Bisa Dipesan Mulai Hari Ini
Menanggapi fenomena tersebut, dalam pernyataannya yang dikutip dari akun Instagram @medsos_rame, Senin (24/3/2025).
Romo Syafi'i menegaskan bahwa praktik tersebut bukan hal yang perlu dipermasalahkan. "Enggak perlu kita persoalkan," tegasnya.
Menurut Romo, tradisi Ormas meminta THR sudah ada sejak lama dan menjadi bagian dari budaya yang berkembang di masyarakat.
Baca Juga: Hadapi Idul Fitri 1446 Hijriah, Polrestabes Medan Dirikan 13 Pos, Termasuk di Sembahe dan Sibolangit
"Saya kira itu fenomena budaya Lebaran di Indonesia sejak dulu. Kadang ada, kadang enggak (dapat THR),” ucapnya sambil tertawa.
Namun, fenomena ini tak lepas dari kontroversi. Pasalnya, di beberapa daerah aksi permintaan THR oleh Ormas berujung pada tindakan kriminal yang merugikan para pengusaha.
Salah satu kasus yang menyita perhatian adalah insiden penusukan satpam SMKN 9 Tangerang oleh dua oknum anggota Ormas yang hendak meminta THR ke pihak sekolah.
Pernyataan Romo Syafi’i pun menuai beragam reaksi dari publik. Ada yang menganggapnya sebagai bagian dari budaya, namun tak sedikit yang menilai bahwa aksi Ormas meminta THR berpotensi menjadi pemerasan terselubung.
Lantas, apakah fenomena ini masih bisa dianggap sebagai tradisi atau justru perlu ditindak tegas?