Mobile Ad
AI Berpeluang Hentikan Percobaan pada Hewan

Kamis, 06 Jun 2024

FTNews - Untuk memastikan sebuah produk kesehatan aman bagi manusia, biasanya terdapat percobaan pada hewan sebelum pada manusia. Namun, mungkin beberapa dari kita tidak tega dengan apa yang harus hewan-hewan tersebut alami. Tetapi, dengan hadirnya teknologi artificial intelligence (AI), terdapat potensi menghilangnya percobaan pada hewan.

Hal ini disambut baik oleh Joseph Manupello, seorang analis riset senior di Physicians Committee of Responsible Medicine, Amerika Serikat (AS). “Saya sangat antusias dengan penerapan model AI seperti ChatGPT untuk mengekstrak dan mensintesis semua data yang tersedia, dan memanfaatkannya semaksimal mungkin,” ungkapnya kepada BBC.

Begitu pula dengan Thomas Hartung, seorang profesor toksikologi dari Johns Hopkins University di AS. Yang juga, memimpin lembaga Center for Alternative to Animal Testing. 

“AI sama baiknya dengan manusia. Bahkan lebih baik lagi dalam mengekstraksi informasi dari makalah ilmiah,” jelasnya.

Sangat Membantu


Ilustrasi obat menggunakan teknologi AI. Foto: canva

Hadirnya teknologi AI yang menggantikan percobaan pada hewan sangatlah membantu. Profesor Hartung mengatakan bahwa kebutuhan untuk menguji bahan kimia baru adalah salah satu alasan utamanya. Dengan lebih dari 1.000 senyawa baru yang memasuki pasar setiap tahunnya, maka pengujian pun juga semakin banyak.

Ia juga mengatakan bahwa AI juga sudah dapat memahami ketoksikan sebuah bahan kimia baru. “Memiliki alat yang dapat kita gunakan untuk menekan sebuah tombol, dan kita mendapatkan penilaian awal, yang memberi kita tanda-tanda ‘inilah masalahnya’ akan sangat membantu,” paparnya.

Selain itu, Profesor Hartung mengatakan bahwa sistem perangkat lunak sudah ada di dalam toksikologi sejak lama. Namun, melalui teknologi AI ini, akan menjadi batu loncatan yang sangat jauh dalam kemampuan dan akurasi. “Ini dengan seketika menciptakan peluang yang belum pernah ada sebelumnya,” tuturnya.

Bahkan, ia mengatakan teknologi AI ini sudah dapat menciptakan obat baru. Namun, tentu masih terdapat kekurangan dalam pengembangan ini. Ia mengatakan bahwa sistem AI masih mengalami bias data. 

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement