Mobile Ad
Khawatir AI Kacaukan Pemilu, Meta Bentuk Tim Tangani Hoaks

Senin, 26 Feb 2024

FTNews - Saat ini, artificial intelligence (AI) sedang berkembang sangat pesat. Bahkan, sekarang dapat membuat foto, tulisan, dan video dalam hitungan detik menggunakan petunjuk tertulis.Tentu, pertumbuhan teknologi yang sangat cepat ini menimbulkan beberapa permasalahan. Salah satunya adalah misinformasi dan konten buatan AI yang menyesatkan.Melansir Reuters, Meta, induk perusahaan dari Facebook, Instagram, dan Whatsapp, akan membentuk tim untuk melawan hoaks dan penyalahgunaan AI. Pembentukan tim ini untuk mengatasi kekhawatiran campur tangan AI di Pemilihan Umum (Pemilu) Parlemen Uni Eropa (EU) di bulan Juni nanti.Pemilihan anggota Parlemen EU ini akan berlangsung pada tanggal 6-9 Juni 2024. Sebanyak 720 pembuat aturan bekerja sama dengan Pemerintahan EU, untuk membuat kebijakan dan peraturan di EU.“Menjelang pemilu, kami akan mengaktifkan Pusat Operasi Pemilu untuk mengidentifikasi potensi ancaman dan menerapkan mitigasi secara real-time,” ungkap Marco Pancini, Kepala Urusan UE Meta, dalam sebuah postingan blog.Ia juga mengatakan mulai dari ilmuwan, ahli teknik, kebijakan konten, hingga tim legal akan fokus dalam pemberantasan misinformasi. Selain itu, mereka akan mengatasi pengaruh dan melawan penyalahgunaan konten AI dalam pemilu ini. Ilustrasi AI. Foto: canva Saat ini, Meta sedang bekerja sama dengan 26 organisasi pengecek fakta di EU. Mereka akan mencakup sebanyak 22 bahasa dan akan menambah tiga kolega baru dari Bulgaria, Prancis, dan Slovakia.Sebelumnya, perusahaan-perusahaan teknologi telah membuka suara soal potensi bahaya dari AI di dalam Pemilu AS. Perusahaan seperti Google, Meta, Microsoft, dan lain sebagainya bekerja sama untuk melawan bahaya dari AI.Bos dari OpenAI, Sam Altman, juga menyadari bahwa teknologi milik perusahaannya dapat dipergunakan untuk menyebar hoaks.“Ketakutan terbesar saya adalah kita menyebabkan kerugian yang signifikan. Baik dari diri kita sendiri, bidang ini, teknologi, dan industri menyebabkan kerugian yang signifikan bagi dunia,” ungkap bos OpenAI, Sam Altman, kepada anggota legislatif di dalam pengadilan pada bulan Mei tahun lalu di Amerika Serikat.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement