Mobile Ad
Cegah Pakaian Bekas Impor Masuk ke Indonesia, Polisi Lakukan Pengawasan

Rabu, 29 Mar 2023

Forumterkininews.id, Jakarta - Polisi mengoptimalkan pengawasan di pintu-pintu masuk ke Indonesia. Hal ini untuk mencegah pakaian bekas impor atau thrifting masuk ke tanah Air.

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarkat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (28/3).

“Polri bekerja sama dengan stakeholders terkait pengamanan wilayah perairan dan pelabuhan,” kata Ramadhan.

Dalam pengawasan ini, kata Ramadhan, Polri bekerja sama dengan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai dan Ditjen Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (PKTN). Kementerian Perdagangan (Kemendag) serta instansi terkait untuk melaksanakan penegakan hukum secara tegas kepada importir yang melanggar aturan.

Selain itu, lanjut Ramadhan, Polri juga memberikan imbauan dan edukasi kepada masyarakat agar menghindari pembelian pakaian bekas dari luar negeri.

“Karena pakaian bekas impor dari luar negeri itu berpotensi menyebarkan penyakit. Selain itu juga dapat mengganggu keberlangsungan industri sandang dalam negeri,” ucap Ramadhan.

Diketahui, jajaran kepolisian di wilayah telah bergerak melakukan penindakan keberadaan pakaian bekas impor yang masuk secara ilegal ke Indonesia seperti di Polda Bali. Kemudian Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim menggerebek sejumlah gudang penyimpanan pakaian bekas impor di wilayah Jabodetabek.

Sebelumnya, dalam penggerebekan di wilayah Pasar Senen, Jakarta Pusat dan Bekasi, disita 7.113 balpres pakaian bekas impor.

“Untuk data berapa kasus yang diungkap akan disampaikan besok pada saat pemusnahan pakaian bekas impor di wilayah Cikarang,” ucapnya.

Ramadhan belum merinci berapa balpres pakaian bekas impor yang dimusnahkan pada Selasa (28/3) di Cikarang.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan praktik impor ilegal pakaian bekas bisa menghancurkan industri pakaian dan alas kaki nasional serta nasib 1 juta tenaga kerja.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement