Mobile Ad
Digemari Warga AS, Intip Potensi Produksi Kopi di Indonesia

Senin, 19 Feb 2024

FTNews - Kopi merupakan salah satu komoditas yang masyarakat Indonesia sukai. Berbagai macam jenis dan cara pembuatan kopi pun memiliki pasarnya masing-masing.Mulai dari kopi susu, kopi tubruk, kopi kemasan, dan masih banyak lainnya yang masyarakat Indonesia konsumsi. Bahkan ada yang memiliki cara dan resep sendiri untuk menikmati secangkir kopi.Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, adalah salah satu penikmat kopi di Indonesia. Ia sering kali terlihat memasarkan kopi miliknya, yaitu Kopi Hambalang.Prabowo sendiri juga memiliki cara yang unik untuk menyeduh kopinya. Tidak menggunakan gula putih, gula merah, ataupun gula aren, namun ia menggunakan kayu manis sebagai pemanisnya.Kopi merupakan salah satu industri yang sangat besar di Indonesia. Setiap pulau, provinsi, bahkan desa-desa di Indonesia memiliki cita rasa kopi yang berbeda-beda.Indonesia dapat memproduksi kopi sebanyak 11,85 juta kantong berisi 60 kilogram dengan peringkat ketiga di dunia. Selain itu, Indonesia adalah salah satu pengekspor biji kopi terbesar di dunia dengan 5 juta karung yang berukuran 60 kg per Desember 2023. Indonesia berada di peringkat enam di bawah Honduras, Uganda, Kolombia, Vietnam, dan Brazil yang menjadi pengekspor terbanyak di dunia.Kopi Indonesia asal Sumatera Selatan dan Pulau Jawa mendominasi produksi kopi yang mencapai 75 persen dari total produksi kopi di Indonesia.Selain untuk konsumsi masyarakat Indonesia sendiri, kopi Indonesia juga diekspor ke mancanegara. Penikmat kopi Indonesia sendiri paling banyak berasal dari Amerika Serikat yang menerima sebesar 55.752 ton pada tahun 2022.Indonesia mengekspor kopi ke berbagai negara sebanyak 434,19 ribu ton yang meningkat sebanyak 12,92 persen dari tahun 2021. Adapun nilai total ekspor tersebut mencapai $1,13 miliar pada tahun 2022.

Peningkatan Konsumsi Kopi di Indonesia

Berdasarkan penelitian dari Department of Agricultural milik Amerika Serikat, konsumsi kopi di Indonesia mencapai sekitar 4.790.000 karung 60 kg di tahun 2023. Saat Indonesia dilanda dengan pandemi Covid-19 di tahun 2020-2021, jumlah konsumsi kopi Indonesia menurun dari 4.900.000 karung menjadi 4.450.000 karung.Perlahan-lahan, konsumsi kopi di Indonesia mulai meningkat lagi di tahun 2021 hingga tahun 2023. Merajalelanya kedai kopi di Indonesia juga sangat membantu dalam meningkatkan konsumsi masyarakat Indonesia yang kini menjadi terbanyak kedelapan di dunia.Berdasarkan penelitian dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, terdapat tiga faktor pendukung dalam peningkatan konsumsi kopi ini.
Gambar Penyajian yang Menarik
Ilustrasi latte art. Foto: canva Di dalam era modern ini, banyak fenomena-fenomena sosial yang berkaitan dengan media sosial. Bahkan, kopi juga menjadi salah satu objek yang terbantu akibat fenomena ini.Terutama, banyak para pecinta kopi menuangkan estetika seni dalam pembuatan kopinya. Salah satu contohnya adalah latte art di mana gambar-gambar unik dari busa susu yang terlihat unik dan menarik mata.Sontak para pengguna media sosial berbondong-bondong untuk mengunggah foto penyajian kopi yang menarik tersebut. Tentu hal ini dapat menarik perhatian masyarakat luas untuk membeli kopi.
Kedai Kopi yang “Instagramable” 
Ilustrasi kedai kopi yang menarik. Foto: canva Masih berkutik di media sosial, namun kali ini adalah konsep atau tema dari kedai kopi itu sendiri. Netizen Indonesia berlomba-lomba untuk menunjukkan eksistensi mereka di media sosial, dan salah satunya dengan datang ke kedai kopi yang menarik dan unik.Desain ruangan yang menarik dan unik ini menjadi daya tarik bagi para masyarakat untuk datang ke kedai kopi tersebut. Sekadar hanya untuk menikmati kopi, hingga ingin melihat dan merasakan suasana kedai kopi tersebut.Selain itu, dalam dunia kerja juga sering menggunakan kedai kopi sebagai tempat rapat mereka. Terutama sekarang banyak anak muda yang menyukai tempat yang santai dan rileks untuk membahas pekerjaan.
Arus Urbanisasi yang Kian Meningkat
Ilustrasi bekerja atau belajar di kedai kopi. Foto: canva Perpindahan masyarakat desa ke kota tentu menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatnya konsumsi kopi di Indonesia. Masyarakat desa yang pindah ke kota tentu penasaran dan ingin mencoba minuman kopi.Tidak hanya itu, banyak kedai kopi sekarang memiliki fasilitas bagi para pelajar maupun bekerja untuk beraktivitas di kedai kopi tersebut. Mulai dari internet gratis, hingga colokan listrik untuk mengisi daya gadget mereka selama bekerja.

Kendala Dunia Kopi Indonesia

Walaupun Indonesia adalah salah satu pemasok dan pengonsumsi di dunia, namun bukan berarti Indonesia tidak memiliki tantangan. Tantangan akan terus tetap ada dan mungkin akan berbeda dalam satu tahun dengan tahun lainnya.Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia juga mengatakan bahwa masih terdapat tiga permasalahan dalam pengembangan kopi di Indonesia. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
Perubahan Iklim
Ilustrasi pohon kopi yang sehat. Foto: canva Perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam produksi kopi di Indonesia. Pasalnya, adanya perubahan kondisi lingkungan dalam proses produksi kopi akan berpengaruh terhadap hasil produksi.Selain itu, terdapat empat faktor utama yang menjadi permasalahan jika terjadinya perubahan iklim, terutama berkembangnya hama dan penyakit. Hama dan penyakit dapat tumbuh berkembang yang bergantung dengan faktor suhu, curah hujan, kelembaban udara, dan sinar matahari.Kopi sendiri juga memiliki hama dan penyakit utama seperti, penggerek buah kopi, karat daun, dan nematoda parasit.
Keterbatasan Lahan
Ilustrasi lahan perkebunan kopi. Foto: canva Kementerian Pertanian mencatat Indonesia memiliki luas perkebunan kopi sekitar 1,25 juta di tahun 2020. Namun, perkebunan rakyat masih menguasai perkebunan kopi di Indonesia dengan total produksi sebesar 95 persen.Tentu, untuk menaikkan produksi kopi, tentu memerlukan luas lahan yang lebih besar lagi.Namun, para petani Indonesia memiliki luas lahan kebun yang relatif kecil. Tidak hanya kecil, untuk memperluas kebun tersebut masih ada permasalahan lain, yaitu status kepemilikan lahan.Kebun kopi di Indonesia juga masih bertumpu dengan perkopian di Sumatera yang memiliki kebun kopi terluas di Indonesia. Sementara itu, di daerah seperti Kalimantan, Maluku, dan Papua masih memiliki luas kebun yang masih relatif kecil.
Keterbatasan Tenaga Kerja
Ilustrasi teknologi dalam budidaya kopi. Foto: canva Berdasarkan Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Komoditas Perkebunan, standar rasio penggunaan tenaga kerja tanaman kopi adalah 1,19 orang per hektare (ha). Namun, kenyataannya adalah seorang petani kopi dapat menangani beberapa hektare kebun kopi.Tentu ini menjadi permasalahan karena kebun kopi akan tidak terawat dan berpotensi menurunnya produktivitas juga. Beberapa perkebunan juga tidak tersentuh dengan adanya teknologi budi daya yang dapat menyebabkan ketidakoptimalan produksi kopi.Selain itu, petani kopi juga mengalami krisis dalam meregenerasikan petani kopi. Anak-anak dari petani tersebut memilih untuk merantau ke kota-kota dan enggan untuk menjadi petani.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement