Mobile Ad
Kasus Melonjak: Cegah dan Kenali Gejala Flu Singapura

Kamis, 28 Mar 2024

FTNews - Kasus flu Singapura atau Hand Foot and Mouth Disease (HFMD) di Indonesia tengah melonjak. Masyarakat pun harus mewaspadainya. Hingga Maret 2024, tercatat sekitar 5.000 kasus.

Dari data Kementerian Kesehatan itu, tercatat sebanyak 738 kasus berasal dari Provinsi Banten.

Ketua Koalisi Organisasi Profesi Indonesia untuk Penanggulangan TBD Prof DR dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) juga mengungkap, di Depok ada laporan 14 suspek flu Singapura.

"Laporan dari Dinas Kesehatan Depok ada 10 orang satu di antaranya jalani perawatan di rumah sakit," kata Erlina dalam sebuah konferensi pers daring PB IDI, baru-baru ini.

Erlina menjelaskan, penularan penyakit ini utamanya melalui makanan dan kotoran manusia atau fekal oral.

Hal ini terjadi saat seseorang menyentuh benda dan permukaan yang terkontaminasi virus mencuci tangan. Kemudian, virus tersebut masuk melalui makanan.

"Virus juga dapat menyebar melalui droplet ketika batuk, bersin dan berbicara," imbuhnya.

Flu Singapura menjangkiti anak. Foto: Primaya Hospital

Peralihan Musim


Senada, Praktisi kesehatan masyarakat dr Ngabila Salama menyebut, peningkatan penyakit dapat pengaruh dari menurunnya imunitas tubuh.

Imunitas tubuh manusia cenderung menurun saat pancaroba atau peralihan musim hujan ke kemarau seperti saat ini.

"Ditambah olahraga tidak teratur, kurang tidur, stres dan kelelahan," kata Ngabila di Jakarta, Kamis

Mobilitas yang tinggi pada orang dewasa atau orang tua jika tertular virus tersebut dapat menularkan ke anak di rumah. Atau bisa juga penularan terjadi saat aktivitas di sekolah, PAUD, day care, dan tempat hiburan, rekreasi, fasilitas umum seperti mal, transportasi publik, dan lainnya.

Sebagai pencegahan lakukan pola hidup bersih dan sehat. Hidup bersih dengan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjaga ventilasi udara baik.

Hidup sehat dengan melakukan CERDIK setiap hari untuk meningkatkan imunitasi. Ngabila mengungkap, belum ada vaksin spesifik flu Singapura di Indonesia. Yang ada hanya vaksin influenzae yang bisa diberikan satu tahun sekali mulai anak usia 6 bulan.

"Cegah kematian dengan deteksi dini. Jika sudah mengobati sakit secara mandiri di rumah 2 x 24 jam tidak membaik, datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan lebih baik," paparnya.

Tergolong ISPA dan airborne disease maka trennya akan meningkat enam bulan sekali. Terutama saat pancaroba dan puncak musim hujan. Juga saat mobilitas penduduk tinggi seperti liburan.

Gejala flu Singapura adanya demam (pada anak) ringan hingga tinggi. Sakit tenggorokan dan kesulitan menelan. Ada lepuh dan ruam yang muncul di tangan, kaki, mulut dan area genital.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement