Mobile Ad
Kejar Pengembangan AI, Saham Meta Malah Anjlok

Jumat, 26 Apr 2024

FTNews - Perusahaan pemilik Facebook, Instagram, Threads, dan juga Whatsapp, Meta, mengalami penurunan tajam. Hal ini terjadi setelah mereka mengungkapkan bahwa akan menaruh dana lebih dalam pengembangan AI (artificial intelligence).

Melansir BBC, saham mereka turun hingga 15 persen pada after-hours trading di New York. Meskipun, perusahaan ini telah mengungkapkan bahwa angka pemasukannya yang kuat. 

Bos dari Meta, Mark Zuckerberg, mengatakan bahwa mereka akan membutuhkan waktu yang lama agar hasil investasi besarnya di AI dapat berbuah. 

Selain itu, mereka juga mengatakan Threads kini sudah memiliki 150 juta pengguna aktif setiap bulannya. Hal ini dapat meningkatkan tekanan kepada media sosial milik Elon Musk, X. “Threads sedang dalam perjalanannya untuk mengalahkan X, dengan menjadi alternatif dari pengguna Twitter dan pengiklan,” jelas Mike Proulx, analis dari Forrester

Selain itu, Meta juga akan mendapatkan keuntungan dari pelarangan TikTok di Amerika Serikat. Di mana, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah menandatangani undang-undang tersebut.

Pengembangan AI


Ilustrasi chatbot AI. Foto: canva

Banyak perusahaan yang sedang mengejar pengembangan AI. Mulai dari X, OpenAI, dan masih banyak lagi perusahaan-perusahaan teknologi yang ingin berlomba-lomba dalam pengembangan ini. Termasuk Meta, juga ikut dalam perlombaan ini.

Pada tanggal 18 April 2024, Meta memamerkan teknologi AI terbarunya, yaitu Meta AI yang dibangun oleh Llama 3. Mereka mengklaim bahwa asisten virtual ini lebih pintar, cepat, dan “menyenangkan” dari sebelumnya.

Pengembangan AI oleh Meta ini tentu tidak memakan dana yang kecil. Mereka akan mengeluarkan uang dari $35 miliar hingga $40 miliar (Rp567,48 kuadriliun hingga Rp 648,55 kuadriliun) untuk pengembangan ini. Pengeluaran ini lebih tinggi dari prediksi awal mereka yang berkisar di $30-37 miliar (Rp486,4-600 kuadriliun).

Berdasarkan analisa dari Sophie Lund-Yates, dari Hargreaves Lansdown, kepada BBC, terdapat logika di balik hal ini. Ia mengatakan bahwa AI telah membantu agar orang-orang meluangkan waktunya di platform milik Meta. Sehingga, para pengiklan akan menghamburkan uangnya agar produk-produknya dapat dilihat orang-orang yang berada di platform tersebut.

Namun, tentu ada juga ketidakpastian dalam hal ini. Saat ini, sebanyak 50 negara akan melaksanakan pemilihan umum. Di mana, ketidakpastian tersebut akan meningkat dan membuat para pengiklan tidak ingin meletakan iklan di platformnya.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement