Mobile Ad
Lebih Pilih Berobat ke Luar Negeri, Indonesia Kehilangan Rp180 Triliun

Rabu, 24 Apr 2024

FTNews - Presiden Joko Widodo menyoroti masih banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih memilih berobat ke luar negeri. Dari kecenderungan itu, Indonesia kehilangan Rp180 triliun per tahun. Di samping itu, hampir 90 persen bahan produk farmasi dan 52 persen alat kesehatan juga masih impor.

Dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024,di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4) Jokowi pun menegaskan perlunya Indonesia memproduksi lebih banyak komponen medis secara lokal.

Jokowi pun menekankan pentingnya sektor kesehatan dalam upaya Indonesia menjadi negara maju. Di hadapan para pemangku kepentingan kesehatan, Presiden Jokowi menguraikan visi jangka panjang pemerintah untuk memanfaatkan puncak bonus demografi yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030-an.

“Kita memiliki kesempatan besar untuk menjadi negara maju,” kata Presiden Jokowi.

Menurutnya, 68 persen penduduk Indonesia akan berada di usia produktif di tahun-tahun mendatang. Ini adalah kesempatan yang biasanya hanya terjadi sekali dalam peradaban sebuah negara.

Presiden juga menggarisbawahi pentingnya kesehatan dalam mewujudkan visi Indonesia Maju. "Kesehatan menjadi hal yang sangat penting, kunci, sangat fundamental," tuturnya.

Ia menambahkan bahwa tanpa kondisi kesehatan yang memadai, semua pencapaian lain akan menjadi kurang berarti.

Capaian


Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyampaikan keberhasilan Indonesia dalam menurunkan angka stunting dari 37,6 persen pada 10 tahun lalu menjadi 21,5 persen pada akhir tahun lalu.

Meskipun mengakui target 14 persen masih sulit dicapai. Selain itu, Presiden juga menyoroti tantangan besar dalam mengatasi penyakit tidak menular seperti stroke, jantung, dan kanker yang menjadi penyebab kematian utama di Indonesia.

"Inilah pekerjaan besar kita. Tetapi kita tahu puskesmas sekarang ini sudah dikirim alat-alat lab, USG, EKG untuk mengatasi sedini mungkin hal-hal yang tadi saya sampaikan," imbuhnya.

Presiden Joko Widodo hadiri Rakernaskes 2024 di ICE BSD, Tangerang. Foto: Sekretariat Presiden

Belum Memadai


Presiden juga menyoroti infrastruktur kesehatan yang belum memadai di beberapa daerah, termasuk fasilitas rumah sakit dan ketersediaan alat medis yang canggih. Selain itu, kekurangan dokter juga masih menjadi pekerjaan rumah berat di sektor kesehatan yang Presiden tekankan untuk terus dikejar.

"Memang problem terbesar kita adalah dokter yang kurang, dokter spesialis yang kurang. Ini persoalan besar kita. Dan supaya bapak ibu tahu bahwa rasio dokter kita masih 0,47, rankingnya 147 dunia. Rangkingnya seperti itu, kita harus tahu. Ini yang akan kita kejar," jelasnya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi meminta agar semua rencana pembangunan di bidang kesehatan harus terintegrasi dan sinergi, baik di tingkat pusat maupun daerah. Rencana induk di bidang kesehatan, yang akan selesai pada Agustus harapannya menjadi pedoman nasional yang akan mengarahkan Indonesia ke arah kemajuan yang signifikan di sektor kesehatan.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement