Mobile Ad
Lutesium-177-PSMA, Obat Nuklir untuk Kanker Prostat

Selasa, 07 Mei 2024

FTNews - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama timnya telah mengembangkan pemanfaatan obat dari teknologi nuklir untuk kanker prostat. Radiofarmaka Lutesium-177-PSMA ini dapat mendiagnosa dan mengobati kanker prostat dengan metode yang terarah.

Kanker prostat merupakan salah satu penyakit tidak menular paling mematikan bagi kaum laki-laki. Tahun 2020, terdapat sekitar 1,4 juta kasus baru kanker prostat di seluruh dunia. Sementara di Indonesia, tercatat 13 ribu kasus baru dengan usia penderita sekitar 67 tahun, dan angka kematian mencapai 4.800 kasus.

Jika terlambat mendeteksi, angka harapan hidup pun kecil. Namun hampir 60 persen orang yang datang berobat ketika sudah stadium IV atau stadium lanjut. Maka dari itu para peneliti di dunia menggeluti penelitian tentang kanker prostat ini.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimetri BRIN, Rien Ritawidya sangat tertarik dengan radioisotop Lutesium-177. Yang potensial dan efektif untuk penggunaannya di bidang kedokteran nuklir.

Semangat Rien dalam mengembangkan riset radiofarmaka ini mengantarkannya menjadi salah satu periset BRIN yang meraih penghargaan Periset Berkinerja Tinggi, pada HUT ke-3 BRIN, 28 April lalu.

"Salah satu kelebihan obat nuklir adalah karena cairan injeksi yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien hanya akan mengobati sel-sel kanker prostat yang dituju. Tanpa mengakibatkan efek berbahaya pada sel-sel sehat atau normal dalam tubuh pasien," katanya di Jakarta, Selasa (7/5).

Guna mendukung risetnya, lulusan S3 Jerman ini melakukan kolaborasi dengan berbagai instansi terkait, dalam negeri maupun luar negeri. Di antaranya, dengan peneliti dan dosen dari Universitas Indonesia dan Universitas Muslim Indonesia Makassar.

Pasien mendapat perawatan di rumah sakit. Foto: Siloam Hospital

Lutesium-177-PSMA


Radiofarmaka biasanya digunakan dalam mendiagnosa ataupun terapi suatu penyakit. Di mana, sebagian adalah penyakit kanker. Penyakit kanker prostat merupakan penyakit yang banyak pria derita.

Pada permukaan sel kanker prostat ditemukan suatu protein yang jumlahnya banyak bernama Prostate Spesific Membrane Antigen (PSMA). Digunakan sebagai target spesifik atau selektif dalam pengobatan kanker prostat.

Radiofarmaka, obat nuklir untuk kanker prostat ini menarget protein PSMA. Harapannya dapat menjadi radiofarmaka yang spesifik mengobati penyakit tersebut.

Rien menjelaskan, radioisotop Lutesium-177 efektif untuk teranostik, terapi, dan diagnostik, karena memiliki sifat nuklir. Yaitu memancarkan partikel beta minus yang sifat radiasinya menghasilkan efek terapi sehingga merusak atau membunuh sel kanker.

Lutesium-177 juga memancarkan foton atau sinar gamma yang dapat dimanfaatkan untuk diagnosa melalui pencitraan di bidang kedokteran nuklir, yaitu Single-Photon Emission Computed Tomography (SPECT).

Rien menyebutkan dalam risetnya bahwa Lutesium-177-PSMA dikonjugasikan dengan nanopartikel emas. Dengan menggandeng suatu radiofarmaka dan suatu nanopartikel emas dapat meningkatkan efektivitas suatu radiofarmaka dalam mendiagnosa ataupun mengobati suatu penyakit, dalam hal ini kanker prostat bermetastasis.

“Jadi kombinasi ini dapat mengembangkan agen radiofarmaka baru. Efektif dalam mendiagnosa dan mengobati kanker prostat yang sudah bermetastasis secara lebih terarah,” jelas Rien.

Saat ini radiofarmaka Lutesium-177-PSMA di Indonesia hanya dapat diperoleh melalui impor. Hanya sedikit rumah sakit di Indonesia, di antaranya Rumah Sakit Siloam yang dapat memberikan pelayanan pemeriksaan PSMA-targeted imaging untuk pasien kanker prostat.

“Kami berharap hasil riset kami bisa tidak hanya sekadar riset, tapi bisa dihilirkan. Bisa dikembangkan menjadi suatu radiofarmaka yang pada akhirnya bisa digunakan di masyarakat untuk pasien-pasien kanker yang ada di rumah sakit di Indonesia,” harap Rien.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement