Mobile Ad
Patjarmerah Kecil: Gotong Royong Bangun Literasi Anak

Jumat, 21 Jun 2024

FTNews - Literasi berperan penting dalam perkembangan anak. Namun, membangun budaya ini tak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, dalam membangun kesadaran literasi, Patjarmerah Kecil akan dilaksanakan.

Penggagas Patjarmerah Windy Ariestanty menjelaskan, urgensi di balik pelaksanaan festival ini. Dia mengatakan pergantian peran dalam dunia literasi, salah satunya dalam bidang perbukuan, harus terus diupayakan jika ingin ekosistemnya hidup secara berkelanjutan. Setiap zaman memiliki tantangannya dan perlu estafet.

“Kami sadar betul bukan hanya regenerasi penulis yang perlu diupayakan terus menerus dan beramai-ramai, tapi juga regenerasi pembaca. Dan itu semua dimulai sejak dini serta dari ruang keluarga,” jelas Windy.

Patjarmerah Kecil Foto: Dokumentasi

Literasi Mencangkup Kecakapan Emosi dan Empati


Senada dengan Windy, penulis dan pemerhati dunia anak Reda Gaudiamo menilai, budaya literasi memiliki peran sangat besar bagi perkembangan anak. Literasi bukan hanya pada kemampuan membaca dan menulis. Lebih dari itu, literasi menyangkut kecakapan memahami emosi dan membangun empati. Oleh karena itu, Ia mendorong penulis untuk turut menghadirkan bacaan untuk pembaca anak.

Pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia Ariyo Zidni juga berpendapat serupa. Selain disampaikan dalam bentuk tulis, literasi juga bisa dibungkus lewat cerita. Pendongeng senior yang akrab disapa Kak Aio ini berpendapat bahwa cerita adalah media paling baik dan mudah untuk menyebar ide, nilai, informasi dan pengetahuan untuk anak-anak.

“Cerita juga akan membuat semua pesan yang tersirat di dalamnya bisa dikemas menjadi menyenangkan,” tutur Aio.

Meski demikian, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Mereka menyadari mendekatkan anak pada buku adalah pekerjaan rumah yang harus dipecahkan bersama. Beberapa hal yang menurut keduanya perlu mendapat perhatian lebih adalah kehadiran literasi untuk anak berusia remaja serta upaya merangkul anak-anak di wilayah yang sulit dijangkau.

Patjarmerah Kecil Foto: Dokumentasi

Kendati demikian, Reda dan Aio masih melihat harapan. Mereka berpendapat geliat literasi anak tidak pernah surut. Reda bahkan mengatakan buku cerita anak kini tidak lagi berkutat dengan pesan moral untuk berbuat baik atau rajin ibadah, tapi juga mulai terbuka membicarakan banyak hal seperti isu kesehatan mental dan budaya lokal.

Menurut Aio, perkembangan zaman turut memudahkan upaya menggaungkan urgensi literasi anak. “Semakin banyak ruang berbagi yang berkembang, akses belajar dan bertukar pengetahuan makin mudah. Semua saling sinergi, baik pemerintah, komunitas, hingga lembaga yang menaruh perhatian besar pada dunia cerita anak,” ujar Aio.

Patjarmerah Kecil Jadi Upaya Membentuk Ekosistem Literasi


Patjarmerah, sebuah festival kecil literasi dan pasar buku keliling Nusantara adalah bagian dari upaya sinergi membentuk ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui ‘patjarmerah kecil’, patjarmerah berusaha menjadi wadah perjumpaan bagi semua pihak yang ingin berkontribusi memgembangkan literasi anak.

Festival ini menggandeng relawan, pemerhati, komunitas hingga penerbit buku anak untuk saling terhubung dan bersenang-senang bersama melalui berbagai kegiatan yang akan digelar di Pos Bloc, Jakarta, pada 29 Juni – 7 Juli 2024.

Windy berpendapat, pengembangan literasi anak seharusnya juga bicara soal kerja kelompok untuk regenerasi pembaca, regenerasi pencipta (kreator), dan regenerasi narasi. Pada 7 Juli 2024, sebagai salah satu rangkaian acara, festival yang dijuluki sirkus literasi ini akan mengadakan obrolan lintas bidang kreatif terkait perkembangan narasi dunia anak dan remaja di Indonesia.

Patjarmerah Kecil Foto: Dokumentasi

Reda dan Aio sepakat menyebut gerakan ini akan menjadi langkah besar bagi literasi Indonesia. Keduanya berharap patjarmerah kecil dapat berdampak dan mengakrabkan anak-anak dengan literasi melalui buku, sastra, musik, film, pertunjukan seni, dan beragam bentuk lainnya.

“Menurut saya, festival ini akan berperan penting dalam menggaungkan literasi anak. Selama ini orang sibuk dengan festival untuk orang dewasa, dengan buku anak-anak sebagai bonus. Namun kali ini literasi anak akan menjadi menu utama!” tegas Reda.

Patjarmerah Kecil akan dihadiri sejumlah tokoh dalam dunia literasi dan kegiatan kreatif, seperti Reda Gaudiamo (penulis dan pegiat literasi anak), dan Anggia Kharisma (Visinema Kids & Family).

Ada juga Melia Emmy (Bintang Kecil), Djokolelono (penulis cerita anak), Natasha Chairani (Save Lagu Anak dan mantan penyanyi cilik), dan Najelaa Shihab (Pendidik & Pendiri Sekolah Murid Merdeka). Serta, Membaca Arah Mata Angin: Regenerasi Cerita dalam Dunia Anak, Remaja, dan Keluarga akan menghadirkan Herdiana Hakim Ph.D. (Pakar dan pemerhati cerita anak).

Festival ini untuk mempertemukan para pelaku dari berbagai bidang kreatif yang memiliki kepedulian untuk mengembangkan dunia literasi anak. 

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement