Mobile Ad
Penyakit Stroke Adalah Bencana, Kok Bisa?

Sabtu, 20 Jan 2024

FTNews - Ketua Umum Yastroki Pusat, Mayjen TNI (Purn) Tugas Ratmono mengungkapkan bahwa penyakit stroke merupakan sebuah bencana. Mengapa demikian?

Tugas mengatakan penyakit stoke disebut sebagai suatu bencana lantaran dampaknya sangat serius jika penderita tidak segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

“Saya ingin mengatakan, sepakat bahwa stroke itu adalah bencana. Kenapa bencana? Ya ini bencana otak karena dampaknya sangat serius. Sehingga ini harus segera di bawa ke rumah sakit,” ungkap Tugas dalam acara Resiliensi Menuju Indonesia Ramah Stroke, pada Sabtu (20/1).

Sementara itu Tugas menjelaskan bahwa penyakit stroke dapat memberikan dampak pada kehidupan penderitanya. Penyakit stroke dapat memberikan dampak kelumpuhan, tidak bisa bicara, koma yang lama, depresi, kehilangan pekerjaan, masalah sosial, kematian.


“Ada masalah sosial pekerjaannya langsung diberhentikan bencana bagi pencari nafkah. Nah kehilangan pekerjaan ini masalah sosial, bahkan dapat menyebabkan kematian. Kalau mati udah mati, tapi ini mati kehidupannya (dia) gak bisa bersosial, gak bisa bekerja. Ini bencana luar biasa,” kata Tugas.

Kemudian Tugas mengatakan bahwa untuk menghindari bencana tersebut, maka kita harus menangani secara komprehensif itu dari hulu ke hilir.

“Bahwa semuanya itu tercipta mulai dari bagaimana sistem lingkungan ketika mengenali stroke dengan baik,” ungkap Tugas.


Selain itu hal ini juga dapat diselesaikan melalui kebijakan di pemerintahan, lingkungan, rumah sakit yang menempatkan stroke itu dengan baik.

“Kemudian bagaimana masyarakat itu mengenali dengan baik, rumah sakit, dokter, dan perawat itu bisa mengenali dan secara standar melakukan penanganan stroke mulai dari masuk rumah sakit dan ditangani dengan cepat itu sehingga stroke itu bisa dipulihkan,” papar Tugas.

Tuga melanjutkan, bahwa stroke itu bisa dicegah, bisa di obati, dan bisa dipulihkan. Mulai dari rantai penanganan di rumah, ambulans, rumah sakit, hingga gawat dengan memenuhi standar operasional prosedur yang sesuai.

“Ini yang kita saya kira harus kita sama-sama ayo memahami itu dan melakukan secara bersama-sama,” ungkap Tugas.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement