Mobile Ad
Seram! Samudra Atlantis akan Hilang dari Permukaan Bumi

Rabu, 20 Mar 2024

FTNews - sebuah penelitian menyebut lautan di Samudra Atlantis akan hilang dari permukaan Bumi. Hal ini berawal dari bergeraknya zona subduksi di bawah Selat Gibraltar yang menyebabkan samudra tersebut tertutup sedikit demi sedikit.

Melansir Live Science, zona subduksi ini berada di koridor laut yang sempit di antara Portugal dan Maroko. Awalnya, zona ini terbentuk di sepanjang pantai utara yang kini kita kenal sebagai Laut Mediterania. 

Lalu, lempengan tersebut bergerak ke arah barat sejak 30 juta tahun yang lalu. Kini, lempengan ini berhenti dalam 5 juta tahun terakhir.

Para ilmuwan menjadi bertanya-tanya, apakah lempengan yang dikenal sebagai Parit Gibraltar ini masih aktif atau tidak.

Berdasarkan sebuah penelitian dari jurnal Geology, mengatakan bahwa parit ini berada di dalam periode tenang. Akan tetapi, lempengan ini dapat melanjutkan perjalanannya kembali dan akan menutup Samudra Atlantis, dalam kurun waktu 20 juta tahun lagi.

Samudra Atlantis memiliki dua zona subduksi yang para peneliti ketahui. Zona tersebut adalah Antilles Kecil di sekitar Karibia dan Parit Scotia di dekat Antartika.

“Terdapat zona subduksi yang menginvasi Atlantis beberapa juta tahun lalu,” jelas penulis utama penelitian ini, Joao Duarte, kepada Phys Org.

“Mempelajari Gibraltar adalah kesempatan yang sangat berharga karena itu dapat mengamati proses dari tahap awal saat pergerakan (zona subduksi) baru terjadi,” lanjut sang asisten profesor di University of Lisbon dan geologis.

Untuk pembuktian apakah Parit Gibraltar masih aktif atau tidak, Duarte bersama rekannya membuat model komputer. Dalam model komputer tersebut, dapat mensimulasikan lahirnya zona subduksi di zaman Oligocene (34 juta hingga 23 juta tahun yang lalu) hingga evolusinya saat kini.

Mereka menyadari bahwa terdapat pengurangan kecepatan pergerakan secara drastis pada 5 juta tahun yang lalu ketika sampai di perbatasan Atlantis.

Apa yang Terjadi Jika Lempengan Ini Terus Bergerak?


Selat Gibraltar. Foto: Space Frontiers / Stringer

Duarte mengatakan bahwa hal seperti ini tidak dapat mereka pahami karena keterbatasan alat dan teknologi beberapa tahun lalu. Kini, mereka sudah mendapatkan bantuan teknologi dan alat untuk melakukan simulasi yang mendetail.

“Kini kami dapat mensimulasi formasi pada Parit Gibraltar dengan mendetail dan bagaimana itu akan berkembang di masa depan,” jelasnya.

Jika Parit Gibraltar berhasil menginvasi Samudra Atlantik, penelitian mengatakan maka akan dapat membuat sistem subduksi Atlantik yang serupa dengan Samudra Pasifik. Yaitu, terdapat rantai zona subduksi yang mengitari Samudra Atlantik yang bernama Cincin Api atau Ring of Fire.

Rantai serupa yang terbentuk di Atlantik ini akan menyebabkan kerak pada samudra. Kemudian kerak tersebut akan didaur ulang ke dalam mantel melalui subduksi di kedua sisi Atlantik secara dan bertahap menelan samudra ini.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement