Mobile Ad
Tes BMI Tak Lagi Akurat Ukur Obesitas

Jumat, 15 Mar 2024

FTNews - Tes body mass index (BMI) atau indeks massa tubuh merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat obesitas seseorang. Ternyata, metode perhitungan ini sudah terlalu “jadul” untuk kita gunakan pada masa kini.

Melansir BBC, sebuah penelitian dari Journal Paediatric Research mengatakan bahwa BMI tidak terlalu akurat untuk mengukur tingkat obesitas seseorang. Kesimpulan ini berasal dari penelitian mereka selama 15 tahun dengan meneliti 7.237 anak berumur sembilan tahun.

Tes BMI telah menjadi alat bantu untuk menentukan berat badan yang sehat. Metode ini merupakan cara sederhana dan cepat untuk memeriksa ukuran lemak tubuh berdasarkan tinggi dan berat badan.

Akan tetapi, tes BMI tidak menghitung berdasarkan bentuk tubuh seseorang ataupun massa ototnya. Sehingga, tes ini menjadi sangat tidak akurat.

Sebagai contohnya, jika seorang atlet angkat beban kelas berat memiliki tubuh yang besar. Jika menggunakan tes BMI, maka mereka akan masuk ke dalam kategori obesitas.

Namun, para peneliti dari University of Bristol, University of Exeter, dan University of Eastern Finland sudah menemukan opsi yang lain. Metode ini bernama waist-to-height ratio (WHtR).

Mereka menganggap bahwa metode ini lebih akurat dari pada menggunakan BMI. Perhitungan ini menggunakan keliling lingkaran antara bawah rusuk terakhir dan atas pinggang kita yang lalu dibagi dengan tinggi badan. 

Ilustrasi cara menghitung WHtH. Foto: canva

Jika nilai WHtR semakin tinggi, maka risiko obesitas seseorang akan lebih tinggi, dan ini berkorelasi dengan obesitas perut.

WHtR dapat menjadi metode untuk menghitung distribusi lemak di tubuh. Selain itu, metode ini dapat menjadi alat prediksi akan penyakit jantung yang berkaitan dengan obesitas.

Profesor Andrew Agbaje, penulis utama penelitian ini, mengatakan metode ini adalah metode ini adalah cara termudah untuk menghitung massa lemak di tubuh.

“Dengan pita ukur, kita dapat menentukan delapan dari sepuluh anak-anak yang benar-benar gendut. Dan selain itu, kita dapat mendeteksi 93 dari 100 siapa yang benar-benar tidak gendut, siapa yang berotot,” jelasnya.

Topik Terkait:

Advertisement

Advertisement