Lirik dan Makna Lagu “Wirang” Denny Caknan: Cinta Tulus yang Berakhir Luka
Pada tahun 2023, penyanyi pop Jawa Denny Caknan kembali menyita perhatian publik lewat rilisan singlenya yang berjudul “Wirang”. Lagu ini tak hanya mencuri perhatian lewat lirik yang puitis dan menyentuh, tetapi juga sukses mendapatkan banyak penonton melalui video klipnya di berbagai platform digital. Tak heran, lagu ini juga ramai di-cover oleh banyak konten kreator, terutama karena makna emosional yang mendalam di balik bait-baitnya.
Makna Lagu “Wirang”: Antara Ketulusan dan Rasa Malu
Kata "Wirang" sendiri dalam bahasa Jawa berarti malu besar atau merasa terhina. Lagu ini menggambarkan kisah seseorang yang telah mencintai sepenuh hati, namun harus menerima kenyataan pahit karena cintanya tidak dibalas. Denny menggunakan metafora dan bahasa khas Jawa yang penuh perasaan untuk menyampaikan luka akibat dikhianati dan ditinggalkan tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga: Diledek Denny Caknan 'Papa Moana', Evan DC Music Auto Ngonten Bareng Ria Ricis
Lagu ini juga menyisipkan penggambaran cinta yang tak berkembang, diibaratkan seperti bonsai anting putri—disirami dan dirawat siang malam, tetapi tak pernah bisa tumbuh besar karena keterbatasan yang tak bisa diubah.
Lirik Lengkap Lagu “Wirang” dan Terjemahannya
Verse 1 Sah, jam 11 bengi aku mbok tinggalno (Sah, jam 11 malam aku kamu tinggal) Mbok tolak tanpo sebab sing pasti (Kamu tolak tanpa sebab yang pasti) Nglarani (Menyakitkan)
Baca Juga: Ini Tanda Ria Ricis dan Evan WMD Sudah Pacaran?: Orangnya Seru
Aku kadung sayang, kadung gadang-gadang (Aku terlanjur sayang, terlanjur berharap) Lungomu dadi traumaku (Kepergianmu menjadi traumaku) Ngenemen kisah bujangku (Setragis ini kisah bujangku)
Verse 2 Ademe angin wengi teko (Dinginnya angin malam datang) Ngancani aku kelangan konco crito (Menemaniku kehilangan teman cerita) Jane namung masalah tresno tapi kok yo loro (Sebenarnya hanya masalah cinta, tapi mengapa menyakitkan)
Reff Yen akhire wirang, ben wirang pisan (Jika akhirnya malu, biarlah malu sekalian) Yen akhire loro, ben loro tenan (Jika akhirnya sakit, biarlah menderita) Opo wong tulus wis garise ngene (Apakah orang tulus memang ditakdirkan begini) Slalu ngancani ilang endinge (Selalu menemani, akhirnya kehilangan)
Tresnoku koyo bonsai anting putri (Cintaku seperti bonsai anting putri) Mbok sirami rino lan wengi (Kau siram siang dan malam) Masio elok endah di sawangi (Walau cantik dan indah dipandangi) Tapi, dipekso ra iso gedhi (Tapi, dipaksa tak bisa tumbuh besar)
Bridge Sabar ati, sabar ngadepi (Sabar hati, sabar menghadapi) Nandure kembang tukul wirang (Menanam bunga yang berbuah malu) Yongalah tenan, nandes e tenan (Sungguh menyiksa, terlalu dalam)
We nganggep aku sewates koncomu (Kau anggap aku sebatas temanmu) Iki namung masalah tresno tapi kok yo loro (Ini hanya tentang cinta, tapi mengapa terasa sakit)
(Ulang Reff)