Lucy Guo, Perempuan Muda Terkaya dengan Harta Rp21 Triliun Hasil dari Kerja Sendiri
Lifestyle

Lucy Guo menjadi pusat perhatian global setelah dinobatkan oleh Forbes sebagai perempuan muda terkaya di dunia tahun 2025. Dalam usia yang baru akan menginjak 31 tahun, kekayaannya kini mencapai USD1,45 miliar (sekitar Rp21 triliun).
Angka tersebut membuat Guo melampaui harta kekayaan Taylor Swift, salah satu ikon hiburan terbesar dunia, yang sudah dinobatkan Forbes sebagai wanita miliarder termuda di dunia yang merintis usahanya sendiri
Guo adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dan kecerdasan bisa membawa seseorang dari latar belakang sederhana menjadi kaya raya. Lahir pada 14 Oktober 1994 dari pasangan imigran Tiongkok di Amerika Serikat, Guo tak dibesarkan dalam kemewahan.
Baca Juga: Siapa Lucy Guo, yang Kalahkan Taylor Swift Sebagai Wanita Terkaya 2025?
Orangtuanya bekerja sebagai insinyur listrik, dan dari merekalah Guo mewarisi ketertarikannya pada dunia teknik. Di usia remaja, ia sudah membuat game online dan menjual aset digitalnya sebagai langkah awal menapaki dunia teknologi.
Perjalanan pendidikannya sempat membawanya ke Carnegie Mellon University, salah satu kampus teknik terkemuka, meski akhirnya ia memutuskan untuk tidak menyelesaikan kuliahnya.
Ia justru mengambil kesempatan magang di Facebook, sebelum kemudian menjadi desainer perempuan pertama di Snapchat. Dari sana, karier Guo berlanjut ke Quora, tempat ia bertemu dengan Alexandr Wang, teman yang kelak menjadi mitranya mendirikan Scale AI di 2016.
Baca Juga: Berkat AI, Lucy Guo Sandang Wanita Terkaya di Dunia Kalahkan Taylor Swift
Scale AI menjadi titik balik besar dalam hidup Guo. Meski hanya bertahan dua tahun di perusahaan yang didirikannya itu, Guo masih memiliki sekitar 5% saham Scale AI, yang kini nilainya mencapai USD1,2 miliar (Rp20,19 triliun).
Namanya pun masuk daftar miliarder muda versi Forbes, sebagai satu dari enam perempuan di bawah 40 tahun yang meraih kekayaan dari hasil kerjanya sendiri, bahkan dari perusahaan yang sudah tak lagi ia jalankan.
Setelah hengkang dari Scale AI, Guo mendirikan Backend Capital, sebuah perusahaan ventura yang berfokus mendukung para insinyur dan pengembang teknologi berbakat. Tak berhenti di situ, pada 2022, ia mendirikan Passes, platform yang ditujukan untuk para kreator konten.
Passes menawarkan berbagai alat untuk membantu kreator memonetisasi karya mereka, dan berhasil mengumpulkan dana sebesar USD40 juta (Rp673 miliar) dalam pendanaan Seri A pada 2024.
Kini, Lucy Guo tidak hanya menjadi simbol perempuan sukses di dunia teknologi, tapi juga inspirasi bagi generasi muda di seluruh dunia. Ia membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang untuk menciptakan perubahan besar dan meninggalkan jejak berarti dalam dunia bisnis dan inovasi.