Mbah Mijan: Penyatuan Tanah dan Air di IKN Merupakan Ritual Kejawen
Nasional

Forumterkininews.id, Jakarta - Prosesi penyatuan tanah dan air di Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, di Kecamatan Sepaku, Kalimantan Timur, dinilai merupakan tradisi dan ritual jawa atau yang biasa disebut kejawen.
Hal tersebut disampaikan Paranormal Mbah Mijan yang dilihat forumterkininews.id di chanel Youtube miliknya. Pernyataan ini merupakan tanggapan makna penyatuan tanah dan air yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Senin (14/3).
Forumterkininews.id mencoba menghubungi Mbah Mijan lewat sambungan telepon, kemudian dijawab dengan memberikan video yang sudah diunggah di chanel Youtube. Mbah Mijan menjelaskan ritual tersebut bukanlah hal baru. Dia menyebut ritual tersebut merupakan budaya kejawen dan biasa dilakukan masyarakat Jawa.
Baca Juga: Piala Asia U-20: Bungkam Vietnam, Indonesia Juara Grup F
"Tujuan dari menyatukan air dan tanah, ini ada beberapa versi. Pertama tujuannya baik, bagaimana menyeimbangkan makrokosmos dan mikrokosmos. Semesta itu ngebland (bercampur) dengan berbagai macam makhluk ciptaan allah, ada yang terlihat. Dan ada yang tidak terlihat," kata Mbah Mijan belum lama ini.
Penyatuan Air dan Tanah Biasanya saat Bangun Rumah
Ia mengatakan, ritual penyatuan tanah dan air biasa dilakukan masyarakat saat akan membangunan rumah atau tempat usaha. Hal tersebut agar saat proses pembangunan tidak diganggu makhluk yang tidak terlihat secara kasat mata.
Baca Juga: Lagi Asyik Makan Pizza, Netizen Ini Malah Nemu Bayi Kecoa
"Ada sebagian ritual jawa disaat kita mau membangun sebuah bangunan seperti tempat usaha atau tempat hunian, tetapi jauh dari lokasi. Biasanya tanah dan air dibawa ke rumah. Tujuannya untuk mendoakan agar saat dibangun, tidak ada hal-hal yang menganggu," tuturnya.
Karena, lanjut dia, didalam ritual jawa, ada yang namanya ritual 40 hari membawa tanah dan air yang diambil dari lokasi yang akan dibangunan rumah tersebut.
"Contoh misalkan kalau mau membangun rumah, boleh didoakan setiap malam kalau dekat. Tetapi kalau yang hidup di Jakarta, pengen punya rumah di Kalimantan, maka boleh juga dengan cukup membawa air dan tanah dibawa ke Jakarta, lalu di doakan setiap malam di rumah," imbuhnya.
Selain itu, kata Mbah Mijan, versi lainnya adalah hanya sebagai simbol untuk menyatakan seluruh unsur di Indonesia dengan membawa tanah dan air dari masing-masing daerah.
"Atau ini sebagai sebuah simbol, ketika anda ingin menyatukan beberapa unsur dari seluruh indonesia menjadi satu. Maka setiap gubernur atau kepala daerah membawa tanah dan air dari masing-masing daerah. Kemudian dijadikan satu di Kalimantan," tutur Mbah Mijan.
"Itu pun hanya salah satu dari sebuah simbolik keberagaman dari tradisi jawa," sambungnya.