Melirik Kondisi Tahanan Israel dan Palestina, Ada Senyum dan Luka
Nasional

Gencatan senjata antara Hamas dan Israel telah berlangsung. Kedua belah pihak yang berkonflik menyepakati untuk melakukan pertukaran tahanan.
Hanya saja ada perbedaan saling berlawanan terhadap kondisi fisik sandera Israel dengan warga Palestina yang ditahan zionis.
Tiga sandera Israel yang belum lama ini dibebaskan Hamas terlihat kembali ke negaranya dalam kondisi sehat dan prima.
Baca Juga: Brutal, Israel Siksa Tahanan Palestina Sebelum Dibebaskan : Disiram Air Mendidih Hingga Dikencingi
Bahkan, mereka bisa tersenyum manis saat memberi salam perpisahan kepada para pejuang Hamas sebelum diberangkatkan.
Namun hal berbeda justru terjadi pada bekas tawanan Palestina. Mereka kembali justru dalam kondisi fisik yang memprihatinkan.
Emily Damari (28), Romi Gonen (24), dan Doron Steinbrecher (31) keluar dari tempat penawanan di Jalur Gaza dengan wajah yang berseri dan tersenyum lepas.
Baca Juga: Empat Sandera Perempuan Israel yang dibebaskan Hamas Tiba di Israel
Mereka resmi dibebaskan dari penyanderaan Hamas pada Minggu (19/1/2025) malam pasca kesepakatan gencatan senjata diberlakukan.
Hal itu terungkap dalam unggahan akun X @hodhodf belum lama ini. Kondisi Damari, Gonen, dan Steinbrecher tampak begitu menakjubkan.
Mereka tersenyum lepas sesaat sebelum kendaraan yang membawa ketiganya diberangkatkan menuju ke lokasi pertemuan Hamas dengan Palang Merah untuk selanjutnya dikembalikan ke pasukan Israel.
Disebut dalam unggahan tersebut, kepulangan ketiga sandera itu turut membuat kebahagiaan tersendiri bagi keluarga.
Salah satu anggota keluarga mereka bahkan bersaksi jika suasana hati para tawanan tersebut bak pulang dari berlibur.
"Seorang saksi dari keluarganya bersaksi, mengatakan, 'Dia tersenyum seolah baru kembali dari liburan'," tulisnya.
Hal yang berbeda dialami oleh sandera Palestina yang belum lama ini turut dibebaskan pasukan Israel. Dia adalah seorang wanita bernama Khalida Jarrar.
Jarrar dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dan kesepakatan gencatan senjata.
Namun, kondisi fisiknya jusrtu begitu memprihatinkan. Dalam unggahan akun Instagram @palestine.pixel, diperlihatkan dua kondisi berbeda dari Jarrar saat masa awal menjadi tahanan pasukan Israel dan waktu pembebasan.
Pada mulanya, Jarrar memiliki tubuh yang cukup berisi dengan rambut berwarna hitam panjang dan terawat.
Namun pada saat pembebasan, Jarrar justru terlihat kelelahan, pucat, dan berambut abu-abu.
Hal ini seolah menunjukkan betapa kerasnya perjuangan Jarrar bertahan hidup dan melawan penderitaan saat menjadi tahanan di Israel.
"Momen penerimaan pemimpin perempuan Khalida Jarrar yang dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan dengan pendudukan, menunjukkan perubahan signifikan dalam penampilannya, yang mencerminkan penderitaan para tahanan dan tahanan," tulis akun Instagram @palestine.pixel
"Pembebasan ketiga tahanan perempuan musuh, dalam kondisi sehat fisik dan psikis, sedangkan tahanan laki-laki dan perempuan kami menunjukkan tanda-tanda kelalaian dan kelelahan. Hal ini menyoroti perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dan etika perlawanan," tulis akun X @warfareanalysis.
Selama enam pekan ke depan, Hamas diketahui bakal membebaskan 33 orang sandera secara bertahap, termasuk wanita, anak-anak, pria berusia di atas 50 tahun, sandera yang sakit, dan sandera yang terluka.
Kesepakatan gencatan senjata pun bakal dilaksanakan dalam tiga tahap dan mencakup pengiriman lebih banyak truk bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk meringankan bencana di wilayah kantong tersebut.
Tahap pertama akan berlangsung selama 42 hari saat pasukan Israel menarik diri dari sebagian wilayah Gaza.
Di bawah kesepakatan gencatan senjata pula, Israel disebut setidaknya akan membebaskan 90 tahanan Palestina pada Minggu, yang sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak dari Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur.
Juru bicara militer Hamas Abu Obeida mengatakan dalam pidatonya di televisi bahwa kelompok Palestina berkomitmen terhadap perjanjian tersebut, namun kelanjutan implementasinya akan bergantung pada sikap timbal balik Israel.
Di Israel sendiri, sebagian masyarakatnya dikabarkan menuntut pemerintah untuk senantiasa patuh terhadap perjanjian mengenai gencatan senjata dan seluruh isinya tersebut.
Mereka bahkan berkumpul di Hostage Square menyaksikan dengan penuh emosional saat ketiga wanita itu berpindah tangan dari Palang Merah ke pasukan Israel.