Mengapa Kita Tak Dapat Mengingat Semua Kenangan Masa Kecil? Ilmuwan Temukan Jawabannya

Kesehatan

Senin, 02 Juni 2025 | 08:01 WIB
Mengapa Kita Tak Dapat Mengingat Semua Kenangan Masa Kecil? Ilmuwan Temukan Jawabannya
Ilustrasi. (Pixabay @serrano1004)

Kenang-kenangan masa periode awal manusia sebagai bayi hingga anak-anak tentu sangat banyak. Diberikan makan orang tua, jalan-jalan, bercanda, dan masih banyak lagi yang mungkin bisa diingat.

rb-1

Kenangan-kenangan awal sebagian orang hanya kilasan nostalgia atau samar-samar. Tempat-tempat tertentu atau mainan mungkin hanya bisa dijelaskan atau diingatkan oleh orang lain yang dewasa saat itu.

Namun ada beberapa orang yang mampu mengingat beberapa bagian dalam hidup mereka saat bayi jauh lebih awal dari orang lain. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

rb-3

Amnesia Infantil atau Amnesia Masa Kanak-Kanak

Ilustrasi. (Pixabay @satyatiwari)Ilustrasi. (Pixabay @satyatiwari)Sarah Power, seorang peneliti pascadoktoral di Departemen Psikologi Rentang Hidup di Institut Max Planck untuk Perkembangan Manusia, telah mempelajari memori awal pada hewan pengerat dan manusia. Ia menjelaskan bahwa para peneliti sebelumnya telah menggunakan istilah amnesia masa kanak-kanak dan amnesia infantil secara bergantian.

Dikutip Popular Science, Sarah Power lebih suka memisahkan keduanya, dengan amnesia masa kanak-kanak mengacu pada memori kabur yang kita miliki saat berusia antara tiga dan enam tahun. Sebaliknya, amnesia infantil mengacu pada memori kita sebelum usia tiga tahun, yang dianggap tidak dapat dipulihkan.

Power sebelumnya telah bekerja dengan hewan pengerat bayi dan menunjukkan bahwa hewan muda ini dapat merekam memori, meskipun mereka tidak dapat mengaksesnya secara sadar saat dewasa. Penelitian lain menunjukkan bahwa mengubah kadar protein reseptor otak tertentu pada tikus dapat memungkinkan hewan mengakses memori ini dan mengubah perilaku mereka sebagai respons.

Kenangan Palsu

Ilustrasi. (Pixabay @chillla70)Ilustrasi. (Pixabay @chillla70)Tidak seperti hewan pengerat, Anda dapat bertanya kepada manusia apakah mereka mengingat masa kecil mereka. Meskipun demikian, penelitian pada manusia memiliki masalah tersendiri.

Tantangan dalam mengingat masa kecil, jelas Power, adalah kita dapat menipu diri sendiri dengan berpikir bahwa kenangan orang lain adalah kenangan kita sendiri.

"Jika Anda terus melihat foto ulang tahun kedua Anda, atau orang tua Anda selalu membicarakan kejadian lain, Anda dapat menciptakan kenangan palsu ini, dan setiap kali Anda mengingatnya, Anda memperkuat kenangan itu," kata Power.

Subset populasi yang tidak terekam mungkin memiliki kenangan dari sebelum usia ini, kata Power, tetapi membuktikannya secara eksperimental memerlukan desain eksperimen yang spesifik dan berbelit-belit.

Analisis dari hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak berusia lima, enam, dan tujuh tahun mengingat sekitar 60 persen dari peristiwa sebelumnya, sementara mereka yang berusia delapan atau sembilan tahun hanya mengingat sekitar 40 persen.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ingatan pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak ini masih rapuh. Menariknya, cara pengasuh mendiskusikan peristiwa dengan anak-anak mereka meramalkan seberapa baik anak-anak akan mengingatnya bertahun-tahun kemudian.

Anak-anak yang pengasuhnya mengalihkan pembicaraan kepada mereka, meminta mereka untuk menambahkan detail dan membantu membangun "dunia" cerita, nantinya akan mengingat lebih banyak detail.

Mengapa Kita Tidak Dapat Mengingat Masa Kecil Kita?

"Pertanyaan yang sangat penting," kata Power, tetap ada, yaitu mengapa otak kita berevolusi untuk melupakan ingatan kita yang paling awal.

Ia mengatakan beberapa spesies, seperti tikus degu, tampaknya tidak mengalami amnesia infantil. Tidak seperti bayi manusia, bayi degu diharapkan lahir ke dunia dalam keadaan siap menghadapi tantangan hidup.

Penelitian Power akan menilai otak peserta mudanya menggunakan teknik perekaman yang disebut elektroensefalografi, yang mengukur sinyal listrik yang berjalan melintasi kulit kepala. Penelitian terbaru lainnya yang memetakan sinyal otak anak-anak menggunakan teknik lain yang disebut pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI), yang secara tidak langsung mengukur aktivitas otak.

Penelitian ini meneliti bayi di bawah usia tiga tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak ini mampu membuat ingatan, meskipun mereka terlalu muda untuk menjelaskan bahwa mereka telah mengingatnya. Hal ini menunjukkan bahwa masalahnya adalah bahwa di kemudian hari, ingatan ini menjadi tidak dapat dikembalikan.

Power mengatakan bahwa satu teori menunjukkan bahwa karena manusia harus beralih dari ketergantungan pada pengasuh mereka menjadi mandiri, amnesia infantil bertindak sebagai "pengaturan ulang" yang mempersiapkan manusia untuk masa dewasa.

Studi Power, yang akan berakhir akhir tahun ini, mungkin tidak menjawab secara pasti mengapa amnesia terjadi, tetapi diharapkan akan membawa kita lebih dekat untuk mendefinisikan batas-batas masa kanak-kanak kita yang samar.

Tag ingatan bayi ingatan anak-anak penelitian anak

Terkini