BRIN Kaji Sistem Komunikasi Nirkabel untuk Kendaraan Pintar dan Daerah Terpencil
Otomotif

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkaji pemanfaatan sistem komunikasi nirkabel multihop dan ad-hoc sebagai solusi konektivitas untuk kendaraan pintar (smart vehicle) serta wilayah terpencil. Kajian ini dipaparkan dalam webinar Pusat Riset Telekomunikasi (PRT) BRIN seri ke-4, baru-baru ini.
“Kebutuhan sistem komunikasi yang lebih tangguh semakin mendesak, tidak hanya untuk koneksi di daerah rural, tapi juga urban dan sub-urban. Terutama, meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya dan berkembangnya teknologi pendukung,” kata Kepala PRT BRIN, Nasrullah Armi, dilansir Humas BRIN.
Nasrullah menjelaskan, teknologi multihop memungkinkan sinyal komunikasi dikirimkan dari satu perangkat ke perangkat lain melalui jalur perantara. Sehingga, jangkauan komunikasi dapat diperluas meski berada di area dengan keterbatasan infrastruktur atau wilayah terpencil.
Baca Juga: Regulasi Wajibkan Gedung Bertingkat Pasang <i>Water Mist</i> Digodok
Berkomunikasi Tanpa Bergantung Stasiun Perantara
Sedangkan ad-hoc network memungkinkan perangkat berkomunikasi langsung satu sama lain tanpa harus bergantung pada node atau stasiun perantara. Sehingga, cocok digunakan dalam kondisi darurat maupun di wilayah dengan jaringan terbatas.
Nasrullah menekankan kajian pendekatan multihop dan ad-hoc untuk komunikasi kendaraan dan LoRa tidak hanya penting dari sisi akademik, tetapi juga memiliki nilai praktis bagi pembangunan nasional. “Pemanfaatan multihop dan ad-hoc untuk konektivitas wireless bisa menjadi titik kolaborasi dengan berbagai pihak, baik internal maupun swasta,” kata dia.
Baca Juga: Rawan Gempa, BRIN Petakan Sesar dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi
“Peluang riset dan pengembangan ini harus ditangkap secara serius agar Indonesia dapat bersaing dalam penguasaan teknologi komunikasi nirkabel modern. Sekaligus, mendorong terciptanya inovasi yang bermanfaat luas bagi masyarakat,” tuturnya.
Tantangan pada Sistem Komunikasi antarKendaraan V2V
Ketut Bayu Yogha Bintoro dari Universitas Trilogi Jakarta memaparkan berbagai tantangan pada sistem komunikasi antar kendaraan vehicle-to-vehicle (V2V), di antaranya packet loss, keterlambatan pengiriman data (delay), hingga potensi kemacetan jaringan.
Menurutnya, tantangan ini harus diatasi karena menyangkut aspek keselamatan kendaraan darurat, seperti ambulans atau mobil pemadam kebakaran, yang membutuhkan jalur komunikasi cepat dan andal.
Bayu menegaskan, teknologi ad-hoc dapat menjadi solusi awal karena memungkinkan kendaraan berkomunikasi secara langsung melalui jaringan nirkabel tanpa perantara. Meski masih ada keterbatasan pada jarak dan kapasitas, dia optimis dalam sepuluh tahun ke depan, konsep connected vehicles akan semakin nyata di jalan raya.
“Teknologi ini bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan mendesak agar kendaraan darurat bisa bergerak lebih aman, efisien, dan tepat waktu,” jelasnya.
Hasil Riset Penguatan Komunikasi Berbasis LoRa
Sementara itu, Perekayasa Ahli Muda PRT BRIN, Xerandy, memaparkan hasil riset penguatan komunikasi berbasis LoRa melalui pendekatan multihop. Xerandy menjelaskan sistem LoRaWAN memiliki karakteristik unik karena memungkinkan satu paket data diterima oleh beberapa gateway.
Dengan pendekatan multihop, jangkauan komunikasi dapat diperluas, sehingga sistem ini potensial digunakan di wilayah terpencil atau dalam kondisi darurat ketika infrastruktur komunikasi utama tidak berfungsi.
“Belum ada protokol standar baik di V2V maupun LoRa. Sehingga, ini menjadi sebuah peluang besar untuk riset dan pengembangan lebih lanjut,” ungkapnya.***