Nepal Diguncang Protes Gen Z, Istri Mantan PM Tewas Dibakar Massa
Politik

Nepal tengah dilanda gejolak besar setelah protes yang dipimpin generasi muda berujung pada tragedi mengenaskan.
Rajyalaxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal Jhalanath Khanal, meninggal dunia pada Selasa (9/9) usai rumahnya di kawasan Dallu, Kathmandu, dibakar massa.
Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Luka Bakar Kirtipur, namun nyawanya tak tertolong.
Baca Juga: Sering Dipakai, Benarkah Odol Bisa Menangkal Efek Gas Air Mata? Ini Penjelasan Medisnya
Pemerintah Blokir Facebook dan YouTube
Ilustrasi aksi demonstrasi (Meta AI)
Gelombang demonstrasi awalnya dipicu kebijakan pemerintah yang memblokir sejumlah media sosial populer seperti Facebook dan YouTube.
Baca Juga: Menteri Keuangan Dipukuli Massa Gen Z, Bukan di Indonesia Tapi di Nepal
Meski larangan tersebut hanya berlangsung singkat dan telah dicabut, kemarahan publik terlanjur meluas menjadi protes besar terhadap dugaan korupsi serta gaya kepemimpinan elit politik Nepal.
Situasi semakin memanas ketika para demonstran membakar rumah sejumlah pejabat tinggi, termasuk kediaman Perdana Menteri KP Sharma Oli. Dalam tekanan besar, Oli akhirnya menyatakan mundur dari jabatannya.
Aksi protes juga disertai bentrokan keras dengan aparat. Polisi dilaporkan menembaki kerumunan hingga menewaskan sedikitnya 19 orang.
Menteri Keuangan Jadi Sasaran Keuangan
Ilustrasi api. (Meta AI)
Tak hanya itu, Menteri Keuangan Bishnu Prasad Paudel turut menjadi sasaran kemarahan massa. Sebuah video yang beredar menunjukkan dirinya dipukuli dan ditendang brutal di jalanan Kathmandu.
Sementara itu, bandara di ibu kota ditutup, dan beberapa pejabat dievakuasi menggunakan helikopter militer ke lokasi yang dianggap aman.
Gerakan yang dijuluki "Protes Gen Z" ini mencerminkan ketidakpuasan generasi muda Nepal terhadap kebijakan pemerintah.
Meski akses ke media sosial telah dipulihkan, gelombang kemarahan rakyat tetap berlanjut, dipicu oleh korban jiwa akibat tindakan represif aparat serta dugaan praktik korupsi yang melibatkan elit politik negeri Himalaya tersebut.
Sumber: The Daily Star