Pengamat soal Kriteria Pelatih Timnas Indonesia: Pilih yang Punya Hoki
Kursi kepelatihan Timnas Indonesia masih lowong. Sejauh ini belum ada tanda-tanda PSSi akan mengumumkan pelatih baru untuk Tim Garuda.
Terkait ini, pengamat sepakbola Akmal Marhali angkat bicara soal kriteria pelatih Timnas Indonesia selanjutnya.
Baca Juga: Erick Thohir Minta Publik Stop Bully Pemain Timnas Indonesia
Menurutnya, nakhoda tim Garuda nantinya sebaiknya bukan yang punya nama besar. Namun juga yang memiliki "hoki".
"Kalau saya kan tadi saya bilang bahwa cari pelatih yang bukan punya nama besar, bukan karena gaji besar, bukan karena kedekatan, tapi pilih pelatih yang punya hoki. Yang punya hoki untuk membawa Indonesia berprestasi. Kan tidak semua pelatih nama besar kemudian punya hoki juga. Hoki ini penting," ujarnya, Selasa (28/10/2025).
Harus Tinggal di Indonesia
Baca Juga: Jay Idzes Ungkap Tanggung Jawab Ganda di Sassuolo dan Timnas Indonesia
Pengamat sepakbola sekaligus Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali. [Ist]Kriteria berikutnya yang menurutnya tidak kalah penting adalah harus tinggal di Indonesia.
Hal ini, kata Akmal, agar pelatih tersebut bisa memahami budaya dan juga perkembangan pemain-pemain di Indonesia.
"Dan harus bekerja 24 jam untuk sepakbola Indonesia. Tidak ada lagi pelatih Timnas Indonesia tinggalnya di negara lain. Nah, itu penting. Kenapa? Karena dia juga harus memantau pemain-pemain Indonesia yang main di kompetisi kita," kata Akmal.
"Yang berikutnya adalah, ya itu tadi saya harapkan, kalau pelatih asing yang menjadi pelatih Timnas Indonesia harus punya asisten orang Indonesia juga. Sehingga dia bisa jadi penghubung ketika tim nasional berkumpul antara pemain Indonesia dengan pelatih kepala yang mungkin bahasanya berbeda. Atau yang kedua, setidaknya ketika pelatih lagi ada tugas di tempat lain, dia bisa setiap saat memantau liga kita yang sedang bergulir saat ini," sambungnya.
Kembalinya STY Bukan Solusi
Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. [Dok. PSSI]Lebih lanjut, Akmal menilai, ramainya keinginan agar Shin Tae-yong (STY) kembali menangani Timnas Indonesia bukan solusi.
Sebaliknya, ia justru menilai malah bisa menjadi masalah.
"Kembalinya STY menurut saya dengan situasi yang saat ini lagi rame, di mana terlalu masifnya penggemar STY untuk mendorong STY, saya pikir bukan solusi," kata Akmal.
"Bahkan akan jadi masalah walaupun misalnya para Exco menginginkan itu. Tapi kan dia akan jadi nantinya kalau kemudian gagal, nama dia yang sudah bagus di Indonesia jadi jatuh," kata dia.