Penjualan 'Raksasa Kopi' Starbucks Melorot, 30 Persen Menunya Bakal Dihilangkan
Lifestyle

Penjualan raksasa kopi Starbucks sejak setahun belakangan terus melorot.
Untuk menyiasatinya, Sturbucks berencana menghapus 30 persen menu minuman dan makanannya dalam beberapa bulan ke depan.
Sejak setahun belakangan Raksasa rantai kopi itu sebelumnya telah melaporkan penurunan penjualan selama empat kuartal berturut-turut.
Baca Juga: Zita Anjani, Utusan Khusus Presiden yang Pernah Dihujat karena Pamer Starbucks
Penjualan produk pada toko-toko yang buka di AS setidaknya selama setahun turun 6 persen pada akhir 2024.
CEO Brian Niccol sendiri mengklaim pemangkasan dilakukan untuk menyederhanakan penawarannya, mengurangi waktu tunggu, dan meningkatkan pengalaman pelanggannya.
Dia mengungkapkan pihaknya segera melakukan pengurangan sekitar 30 persen pada menu minuman dan makanan di Amerika Serikat.
Niccol juga mengatakan menu Starbucks selama ini telah menjadi terlalu rumit dan pada ujungnya mengakibatkan antrean panjang.
"Pilihan yang lebih sedikit akan membantu Starbucks menjadi lebih responsif dan selaras dengan momen budaya," kata Niccol dilansir dari CNN, Kamis (30/1/2025).
Belakangan ini Starbucks di Amerika Serikat juga telah menghilangkan jajaran minuman dengan kandungan minyak zaitun dan minuman energi dinginnya.
Namun, Starbucks baru-baru ini juga menambahkan minuman baru, termasuk minuman berbasis espresso yang disebut cortado.
Perusahaan tersebut juga menghadirkan kembali minuman rasa pistachio.
Perubahan pada menu diamini Niccol juga merupakan bagian dari rencana untuk membalikkan keadaan raksasa kopi tersebut yang penjualannya mengalami penurunan.
Niccol mengakui masih ada ruang untuk perbaikan. Sejak dia mengambil alih pimpinan Starbucks pada September lalu, Niccol telah meluncurkan serangkaian perubahan yang telah menerima respons positif dari para pelanggan.
"Starbucks berada di jalur yang benar," sebut Niccol meyakinkan.
Dia menginisiasi adanya penataan ulang suasana di dalam lokasi Starbucks dengan menerapkan kebijakan baru untuk pelanggan yang membayar, menghadirkan kembali batangan bumbu dan menambahkan sentuhan pribadi yang ditulis oleh barista pada gelas kertas.
Perusahaan tersebut juga mengubah namanya menjadi "Starbucks Coffee Company" untuk memperkuat akar kopinya.
Namun, ada satu perubahan yang mungkin tidak disukai pelanggan.
Niccol telah secara drastis mengurangi jumlah transaksi, yang mengakibatkan penurunan 40 persen dalam transaksi diskon. Dia menganggap hal itu sebagai penyebab peningkatan penjualan.