Penyintas Polio Terakhir, Tutup Usia di 78 Tahun
Kesehatan

FTNews - Paul Alexander, penyintas terakhir polio, tutup usia pada umurnya yang ke-78 tahun. Ia harus mendekam dan menggunakan iron lung atau paru-paru besi selama 70 tahun.
Alexander sudah mendekam di alat tersebut sejak umurnya enam tahun pada tahun 1952. Selama 70 tahun juga, ia mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah pada tubuhnya.
Polio menyebabkan dirinya tidak dapat bernapas dengan sendirinya. Oleh karena itu, para dokter meletakkan dirinya ke dalam sebuah silinder besi, yang ia harus gunakan seumur hidupnya.
Baca Juga: Kasus Penggelapan Uang Rp 1,3 Miliar, eks Manajer Fuji Segera Disidangkan
Melansir BBC, meskipun tubuhnya hanya dapat berada di dalam iron lung, namun Alexander tidak berhenti mengejar mimpi dan cita-citanya. Cita-citanya ingin menjadi seseorang inspirasional, ia bersekolah di sekolah hukum, menulis riwayat hidup, dan melukis menggunakan mulutnya saja.
Ilustrasi Iron lung. Foto: shutterstock
“Paul Alexander, “The Man in the Iron Lungâ€, telah meninggalkan dunia kemarin,†tulis sebuah unggahan di website penggalangan dana.
Baca Juga: Meninggal Dunia, Berikut Profil Puput Novel Artis di Era 80-an
“Saat ini Paul telah berkuliah, menjadi pengacara, dan seorang penulis,†lanjut mereka.
Saudara dari Paul, Philip Alexander, mengingat sosok saudaranya itu sebagai orang yang hangat dalam menerima orang. Selain itu, ia juga memiliki senyuman khas yang melekat di hati.
“Dia adalah seorang saudara yang normal untuk saya. Kami berkelahi, kami bermain, kami berpesta, kami pergi ke konser bersama-sama. Dia adalah saudara yang normal, saya tidak pernah berpikir yang lain,†jelas Philip kepada BBC.
Pada tahun 1952, Paul jatuh sakit dan dokter juga telah melakukan operasi untuk menyelamatkan nyawanya. Tetapi, polio harus merenggut kebebasannya yang lain karena tubuhnya tidak dapat “bernapas†dengan sendirinya.
Oleh karena itu, ia berada di dalam sebuah mesin metal berbentuk silindris yang bernama paru-paru besi atau iron lung. Alat ini menutupi tubuhnya dari leher, hingga ke kakinya.
Meskipun para penyintas polio tidak memiliki umur yang panjang, namun Paul dapat bertahan hidup selama berdekade. Kini, ia menjadi penyintas polio tertua di dunia.