Perbedaan Jumlah Rakaat Salat Tarawih, 11 atau 23? Ini Penjelasannya
Lifestyle

Bulan Ramadan, umat Islam di berbagai penjuru dunia bersiap menyambut ibadah tarawih.
Namun, di tengah semaraknya suasana ibadah, muncul kembali perbincangan mengenai perbedaan jumlah rakaat salat tarawih yang dijalankan di masjid-masjid.
Sebagian umat Islam melaksanakan tarawih sebanyak 11 rakaat, sementara yang lain mengerjakannya hingga 23 rakaat.
Baca Juga: Dikira Suka Makanan Luar, Wulan Guritno Ungkap Makanan Kesukaan Anak-anaknya Saat Puasa Ramadan
Bagaimana penjelasan para ulama mengenai perbedaan ini?
Tarawih 11 Rakaat: Mengacu Pada Hadis Rasulullah SAW.
Sebagian umat Islam memilih melaksanakan salat tarawih sebanyak 11 rakaat, yang terdiri dari 8 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir.
Baca Juga: Toleransi Daniel Mananta Begitu Tinggi, Pernah Minta Teman-Temannya Tidak Makan di Depan Banyak orang Saat Berpuasa
Pendapat ini merujuk pada hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah melaksanakan salat malam lebih dari 11 rakaat, baik di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan.
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dan menjadi landasan bagi sebagian kalangan dalam menentukan jumlah rakaat tarawih.
Tarawih 23 Rakaat: Mengikuti Tradisi di Masa Khalifah Umar
Di sisi lain, mayoritas masjid di Indonesia dan beberapa negara lainnya menjalankan salat tarawih sebanyak 23 rakaat, yang terdiri dari 20 rakaat tarawih dan 3 rakaat witir.
Jumlah ini merujuk pada kebiasaan yang dilakukan di masa Khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Saat itu, Umar mengumpulkan umat Islam untuk salat tarawih berjamaah sebanyak 20 rakaat. Tradisi ini kemudian diteruskan oleh generasi-generasi selanjutnya dan diikuti oleh mayoritas ulama dari Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, hingga Hanbali.
Meski berbeda jumlah rakaat, para ulama sepakat bahwa salat tarawih adalah ibadah sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan.
Umat Islam diimbau untuk tidak memperdebatkan perbedaan ini dan tetap mengedepankan persatuan serta kekhusyukan dalam beribadah.
Dengan demikian, baik 11 rakaat maupun 23 rakaat, keduanya memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam.
Yang terpenting, umat Islam diharapkan fokus pada kualitas ibadah dan menjaga semangat Ramadan dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan.