Daerah

Peringatan 21 Tahun Tsunami Aceh di Tengah Duka Banjir dan Longsor

26 Desember 2025 | 15:05 WIB
Peringatan 21 Tahun Tsunami Aceh di Tengah Duka Banjir dan Longsor
Peringatan 21 Tahun Tsunami Aceh. [Istimewa/Humas Aceh]

Suasana khidmat menyelimuti Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat pagi (26/12/2025).

rb-1

Ribuan jemaah memadati masjid kebanggaan rakyat Aceh itu untuk memperingati 21 tahun tsunami Aceh 2004 yang meninggalkan luka mendalam dalam sejarah kemanusiaan.

Peringatan tahun ini terasa berbeda. Selain mengenang para syuhada tsunami, doa dan zikir bersama juga dipanjatkan untuk para korban banjir bandang dan longsor yang kembali melanda Aceh sejak akhir November 2025.

Baca Juga: Pemilu 2024 di Puncak Musim Hujan: Mitigasi Ancaman Bencana!

rb-3

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, menyampaikan bahwa peringatan tsunami kali ini berlangsung dalam suasana duka berlapis. Aceh, yang pernah bangkit dari bencana besar dua dekade lalu, kini kembali diuji oleh musibah alam lainnya.

“Kami kembali dilanda bencana, air gunung mengalir ke kampung hingga ke laut, yang dikenal sebagai air bandang,” ungkap Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah.

Ia menjelaskan, dampak bencana kali ini bahkan jauh lebih luas. Jika tsunami 2004 hanya menerjang empat kabupaten, banjir dan longsor saat ini telah meluas hingga 18 kabupaten dan kota di Aceh.

Baca Juga: BMKG: Februari Puncak Musim Hujan, Siaga Potensi Bencana

Bencana banjir Aceh. [Istimewa]Bencana banjir Aceh. [Istimewa]Peringatan tersebut turut diisi tausiah oleh Ustaz Abdul Somad. Dalam ceramahnya, ia menekankan bahwa bencana tidak semata-mata dipandang sebagai takdir, tetapi juga berkaitan erat dengan ulah manusia.

Ia mengilustrasikan peran penting pepohonan dalam menahan air dan menjaga kestabilan tanah sebagai pelajaran sederhana namun mendalam tentang menjaga kelestarian lingkungan.

Selain menyampaikan tabligh akbar, Ustaz Abdul Somad juga menyerahkan bantuan kemanusiaan secara simbolis kepada Pemerintah Aceh. Bantuan tersebut antara lain berupa satu ton rendang yang akan disalurkan kepada para korban banjir.

Peringatan 21 tahun tsunami Aceh yang merenggut lebih dari 126.000 jiwa pada 26 Desember 2004 menjadi momentum refleksi bersama, sekaligus penguatan solidaritas sosial di tengah bencana yang kembali melanda.

Di sisi lain, Pemerintah Aceh kembali memperpanjang status tanggap darurat bencana hidrometeorologi untuk kedua kalinya. Status tersebut berlaku selama 14 hari, terhitung mulai 26 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026, seiring masih tingginya dampak banjir dan longsor di berbagai wilayah.

“Saya menetapkan perpanjangan kedua status tanggap darurat bencana hidrometeorologi Aceh selama 14 hari, terhitung 26 Desember 2025 hingga 8 Januari 2026,” kata Muzakir Manaf dalam keterangannya, Kamis (25/12/2025).

Gubernur Aceh Muzakir Manaf. [Istimewa]Gubernur Aceh Muzakir Manaf. [Istimewa]Gubernur Aceh Muzakir Manaf menegaskan, keputusan itu diambil usai rapat koordinasi bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah terdampak.

Menurutnya, perpanjangan status darurat diperlukan agar penanganan bencana berjalan maksimal, terutama untuk menjangkau daerah-daerah yang hingga kini masih terisolasi akibat kerusakan infrastruktur.

Tag Bencana Tsunami Aceh 21 tahun