Pengamat: Hati-hati Pengibaran Bendera GAM, Jangan Dinormalisasi! Bisa Picu Efek Domino
Di media sosial belakangan ramai dengan perdebatan pengibaran bendera GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di daerah bencana, juga sikap tegas TNI yang melarang pengibaran bendera tersebut. Suara netizen terbelah antara yang membela atau membenarkan langkah TNI dengan kelompok yang mengecam langkah TNI yang dianggap terlalu reaktif dan berlaku keras pada rakyat sendiri.
Pemerintah perlu berhati-hati soal adanya normalisasi praktik pengibaran bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di ruang publik karena memiliki makna ideologis dan politis yang sangat kuat, ujar Ali Rif’an, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia.
Bendera GAM, ujarnya, secara historis melekat pada gerakan separatis bersenjata yang pernah mengancam kedaulatan negara dan simbol itu bukan simbol budaya atau ekspresi netral, tetapi simbol politik separatis
Baca Juga: Update Bencana Banjir Sumatera: 753 Korban Meninggal, 3,3 Juta Warga Terdampak
"Karena itu, kemunculannya di ruang publik tidak boleh dinormalisasi," kata Ali dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, dilansir Antara.
Indikasi Separatis Laten
Menurut Ali, pengibaran simbol tersebut menunjukkan adanya indikasi separatisme laten yang masih tersisa. Negara tidak boleh memberikan ruang pembenaran terhadap simbol yang bertentangan dengan kedaulatan nasional.
Baca Juga: Biodata dan Agama Melda Safitri, Viral Diceraikan Suami yang Lulus PPPK
"Jika dibiarkan, ini bisa memicu efek domino, eskalasi simbolik, dan membuka ruang kebangkitan narasi konflik lama," katanya.
Dia juga menjelaskan bahwa separatisme modern tidak lagi bergerak dengan pola lama semata, melainkan mengombinasikan aksi fisik di lapangan dengan provokasi di ruang digital.
Media Sosial Menjadi ‘Medan Tempur’
Media sosial digunakan untuk membangun narasi emosional, memelintir persepsi publik, dan menghasut sentimen ketidakadilan. "Hari ini, media sosial juga bisa menjadi medan tempur kelompok separatisme," katanya.
Ali juga mengkritik keras upaya eksploitasi situasi bencana di Aceh. Munculnya provokasi di tengah duka masyarakat menunjukkan pola manipulasi emosi publik.