Sosial Budaya

Profil PSHT, Organisasi Pencak Silat yang Kerap Jadi Sorotan di Jepang

15 Juli 2025 | 15:13 WIB
Profil PSHT, Organisasi Pencak Silat yang Kerap Jadi Sorotan di Jepang
Logo PSHT. (Wikipedia)

Akhir-akhir ini pekerja migram Indonesia (PMI) di Jepang kerap menjadi sorotan. Salah satunya dari PMI yang juga anggota perguran pencak silat PSHT.

rb-1

Banyak PMI yang tergabung dalam PSHT dan mengadakan latihan bersama di Jepang. Video latihan anggota PSHT di Jepang kerap viral di media sosial.

PSHT di Jepang kerap menjadi sorotan karena dianggap membawa citra buruk terhadap pekerja Indonesia. Salah satunya yang viral ketika anggota PSHT membentangkan spanduk perguruan di jembatan hingga di atas pohon.

Baca Juga: Akun Unboxing Japan Ultimatum Pekerja Indonesia di Jepang: Benahi Diri Tugasmu Hanya Kerja

rb-3

Profil PSHT

PSHT di Jepang. (Instagram)PSHT di Jepang. (Instagram)

PSHT merupakan kependekan dari Persaudaraan Setia Hati Terate. Dikenal juga nama lain yaitu SH Terate.

Baca Juga: Momen Sakral Jenderal (Purn) Dudung Abdurachman Disahkan Jadi Warga Kehormatan PSHT

Perguruan pencak silat ini cukup tua dan menjadi salah satu pendiri IPSI atau Ikatan Pencak Silat Indonesia. PSHT diinisiasi oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo pada tahun 1922 dan kemudian disepakati namanya menjadi Persaudaraan Setia Hati Terate pada kongres pertamanya di Madiun pada tahun 1948.

PSHT merupakan organisasi pencak silat yang tergabung dan salah satu yang turut mendirikan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) pada tanggal 18 Mei 1948. Tahun 2021 tercatat SH Terate diikuti sekitar kurang lebih 10 juta anggota, memiliki cabang di 368 kabupaten/kota di Indonesia, 20 komisariat di perguruan tinggi dan 33 cabang khusus luar negeri di Malaysia, Belanda, Rusia (Moskwa), Timor Leste, Hongkong, Korea Selatan, Jepang, Belgia, dan Prancis.

Awal Mula PSHT

Pendiri PSHT Ki Hadjar Hardjo Oetomo. (Wikipedia/HumasPsht)Pendiri PSHT Ki Hadjar Hardjo Oetomo. (Wikipedia/HumasPsht)

Pada tahun 1903, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo meletakkan dasar gaya pencak silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya (kawasan dekat Tanjung Perak). Sebelumnya, gaya silat ini ia namai Djojo Gendilo Tjipto Muljo dengan sistem persaudaraan yang dinamai Sedulur Tunggal Ketjer(Kecer).

Pada tahun 1917 & 1922, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo pindah ke Madiun dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di Winongo.

Pada tahun 1922, salah satu pengikut aliran pencak silat Setia Hati yang berasal dari Pilangbango, Madiun yaitu Ki Hadjar Hardjo Oetomo meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati. Kelak Ki Hadjar Hardjo Oetomo menjadi pendiri PSHT.

Niat ini dilatarbelakangi keadaan saat itu di mana ilmu pencak silat hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan. Sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa dipelajari oleh rakyat biasa dan pejuang perintis kemerdekaan.

Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda. Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club").

Pada tahun 1942, salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate. Perubahan ini lalu disepakati saat kongres pertama yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Madiun pada tahun 1948.

SH Terate kemudian berubah dari sistem yang berbentuk perguruan menjadi sistem berbentuk persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi, namun konsepsi dan tradisi sistem perguruan masih tetap dilanjutkan. Hingga saat ini dikenal sebagai Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Tag psht profil psht sejarah psht