Pulihkan Trauma Penyintas di Sibolga, FK UISU: Korban Bencana Alami Duka-Stres Akut
Tak hanya fokus pada kesehatan mental, FK UISU turut menghadirkan layanan mobile clinic di lokasi terdampak.
Beberapa penyakit yang paling banyak ditemukan antara lain infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), diare, serta penyakit kulit, yang dominan dialami anak-anak dan lansia.
Tim menemukan bahwa kekuatan nilai spiritual menjadi penopang penting bagi para penyintas dalam menghadapi masa sulit dan mempercepat pemulihan.
“Keyakinan dan nilai spiritual yang dianut warga terbukti memberi kekuatan batin, membantu mereka menerima keadaan dan bangkit kembali,” ungkap Meri Susanti.
Selain pendekatan individual, FK UISU juga mengembangkan program community resilience dengan terjun langsung membantu warga membersihkan rumah serta fasilitas pendidikan yang terdampak.
Kegiatan gotong royong ini dilaksanakan di sejumlah lokasi, termasuk rumah warga di Desa Lopian dan SD Negeri 158498 Aek Tolang, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Meski demikian, keterbatasan akses akibat banjir bandang menjadi tantangan tersendiri.
“Beberapa desa di Kecamatan Badiri masih sulit diakses karena kondisi jalan yang rusak,” jelas Meri Susanti.
Dalam kesempatan yang sama, Ira Aini Dania menegaskan pentingnya pemantauan dan pengobatan berkelanjutan, khususnya bagi warga yang telah memiliki gangguan kesehatan mental sebelum bencana dan mengalami perburukan kondisi pascakejadian.
Ia juga menyoroti perlunya penambahan posko bantuan di Kecamatan Badiri agar distribusi sembako, pakaian, dan makanan siap saji lebih merata.
Bencana banjir Sumatera. [Ist]Saat ini, bantuan masih terpusat di Desa Lopian, sementara sebagian warga terdampak kesulitan menjangkau posko karena jarak dan keterbatasan akses.
“Secara umum, penanganan fase tanggap darurat telah berjalan dan terkoordinasi dengan baik. Namun, kasus psikologis dan kesehatan mental membutuhkan perhatian jangka panjang melalui monitoring dan evaluasi berkelanjutan,” tukasnya