Refal Hady 'Ditampar' Sosok yang Ia Perankan Dalam Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Lifestyle
.jpeg)
Aktor Refal Hady mengaku mendapatkan tantangan besar ketika bermain dalam film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu
Dalam film besutan sutradara Hanung Bramantyo ini, Refal Hady berperan sebagai Daku, seorang penulis yang bergulat dengan ketidakpastian dalam hubungan.
Refal Hady mengaku, tantangan terbesar dalam film ini adalah mendalami karakter Daku, seorang pria yang penuh keraguan dalam hubungan.
Baca Juga: Omicron Merebak, Film Marvel 'Morbius' Gagal Dirilis Awal Tahun
“Gue kayak ditampar sama karakter Daku, gue ada di posisi itu. Hampir setiap cowok takut sama komitmen, bukan takut dengan hubungan, tapi takut sama dirinya sendiri,” ungkap Refal Hady di XXI Plaza Senayan Jakarta Pusat, Senin (10/2/2025).
“Gue kan nol soal nulis, jadi Mas Hanung banyak ngejelasin soal karakter ini. Gue belajar bukan hanya dari sisi cheezy-nya, tapi apa yang ada di kepala seorang penulis,” tambahnya.
Selain Refal Hady, film ini juga dibintangi Nadya Arina, Givina Lukita, Carissa Perusset dan Mira Filzah yang memerankan perempuan-perempuan yang hadir dalam kehidupan Daku.
Baca Juga: Festival Sinema Prancis 2024 Digelar 22 November - 8 Desember
Nadya Arina yang berperan sebagai Nadya menyebut karakternya sangat merepresentasikan perempuan Indonesia.
“Menurut aku, Nadya ini visual perempuan Indonesia banget yang melakukan berbagai cara sebagai pacar agar bisa dinikahi,” ujarnya.
Aktris Malaysia, Mira Filzah, yang memerankan karakter Sarah, merasa cukup nyaman dalam membawakan perannya.
“Karena Sarah ini orang Malaysia, jadi aku bisa pakai bahasa Malaysia. Mas Hanung juga minta aku buat lepas aja pakai bahasa Indonesia. Ini pertama kali aku kerja sama Mas Hanung dan pertama kali juga ke Jogja,” katanya.
Hanung Bramantyo mengungkapkan bahwa proses produksi film ini sempat menghadapi kendala besar ketika ia mengalami kecelakaan.
“Beberapa hari syuting saya kecelakaan, kaki saya patah. Saya enggak di lokasi, cuma pegang iPad dan direct dari sana. Saya merasa film ini cukup berjarak dengan segala dilemanya, sampai sempat bilang ke produser, ‘Udahlah, bikin film ini nanti aja,’” ceritanya.
Meski sempat pesimis, Hanung akhirnya melihat hasil yang justru lebih hidup dari yang ia bayangkan.
“Pas editing, kok filmnya malah hidup ya? Lebih hidup dari yang saya hands-on. Saya sampai minta orang-orang yang tak terlibat buat nonton, dan mereka bilang ini filmnya gak membosankan. Berarti metode saya pas,” ujarnya.
Hanung juga menegaskan bahwa film ini membawa perspektif yang jarang diangkat dalam kisah cinta.
“Banyak film yang sudut pandangnya perempuan—diselingkuhi, segala macam. Tapi giliran ada sudut pandang laki-laki, malah dicibir. Saya enggak yakin apakah film ini bisa diterima, tapi ini film yang membedah soal laki-laki,” katanya.
Produser Azlin Hilds mengungkapkan bahwa proyek ini awalnya sudah direncanakan sejak lama, tetapi sempat tertunda karena sulitnya menemukan pemeran utama pria.
“Bener, Mas Hanung sempat pengen stop karena susah dapet sosok pemeran pria. Akhirnya aku yang kejar Refal di Malaysia,” ungkapnya. Namun, usaha itu membuahkan hasil dengan terciptanya dinamika yang kuat dalam film.
Film terbaru sutradara Hanung Bramantyo yang berjudul Cinta Tak Pernah Tepat Waktu siap tayang di bioskop mulai 13 Februari 2025.
Film besutan Hanung Bramantyo ini mengangkat kisah cinta yang dekat dengan realitas banyak orang, terutama dari sudut pandang laki-laki.
Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini menggali kompleksitas hubungan, ketakutan akan komitmen, dan perjalanan menemukan makna cinta sejati.