Sederet Dokter Gadungan di Indonesia, dari Kondektur hingga Lulusan STM
Lifestyle

FTNews - Dokter merupakan salah satu profesi yang diinginkan banyak orang. Namun, untuk menjadi dokter merupakan hal yang tidak mudah.
Setidaknya untuk mendapatkan Surat Izin Praktik (SIP) membutuhkan waktu 7-10 tahun. Mulai dari preklinik, koas, internship, dan sekolah spesialis jika ingin menjadi dokter dalam bidang tertentu.
Namun beberapa orang ini menjadi dokter gadungan dengan bermodalkan lulusan Sekolah Teknik Menengah bahkan seorang kondektur bus. Berikut kasus dokter gadungan yang pernah melakukan aksinya.
Baca Juga: Terungkap, Ini Efek Dehidrasi Bagi Tubuh yang Jarang Diketahui
Elwizan Aminuddin
Dokter gadungan yang satu ini merupakan dokter tim sepak bola Indonesia. Setidaknya sudah ada 11 klub elit yang ia singgahinya selama menjadi dokter gadungan.
Elwizan sudah menjadi dokter gadungan selama 11 tahun. Ia merupakan seorang kondektur bus di Tangerang. Hanya dengan bermodalkan editing pada ijazah palsu, Elwizan berhasil mendapatkan uang hingga miliaran rupiah.
Baca Juga: Mengenal Kato Nan Ampek, Landasan Bahasa Minang
Catur Purwanto
Catur merupakan dokter gadungan yang bermodalkan lulusan Sekolah Teknik Menengah (STM). Selama menjalankan aksinya ia membuka praktik dari desa ke desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Aksinya juga tergolong nekat, Catur pernah memasangkan alat infus kepada tubuh pasien yang mengalami sakit. Ia mengaku hanya mendapatkan pengalaman ketika bekerja di klinik daerah Mojokerto.
Dokter Ilustrasi dokter. (Foto:Freepik)
Dewi alias RM
Wanita asal Morowali Utara, Sulawesi Tengah melakukan aksinya sebagai dokter gadungan dengan mengaku sebagai petugas kesehatan RSUD Poso.
Aksinya tersebut untuk mengelabuhi korbannya dengan mengiming-imingi bisa meloloskan anak korban di Fakultas Kedokteran di Universitas Hasanuddin Makassar.
Korban hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp200 juta. Selain itu ia juga mengaku istri dari perwira Polisi dengan pangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Dokter Gadungan OKU Timur
Tidak kalah nekat, aksi yang satu ini juga terbilang ekstrem. YTP (25) membuka praktik di rumahnya Desa Sri Dadi, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten OKU Timur.
Setidaknya ia sudah menangani 20 pasien dengan berbagai keluhan yang ada. Ia sudah pernah memasang infus kepada pasiennya. Hal tersebut ia lakukan karena ingin mendapatkan pengakuan.