Segitiga Bermuda, Gerbang Menuju Dunia Lain
Traveling

Kabar simpang siur mengenai Segitiga Bermuda sudah dikenal oleh banyak orang di dunia. Segitiga Bermuda diselimuti dengan berbagai misteri dan seringkali dikaitkan dengan hal-hal mistis.
Akan tetapi, di balik semua kabar yang beredar, masih banyak orang yang belum mengetahui secara jelas mengenai Segitiga Bermuda. Mengenai kedalamannya dan mengapa Segitiga Bermuda sering disebut gerbang menuju dunia lain.
Dilansir dari Britanica, Senin (9/12), Segitiga Bermuda atau Bermuda Triangle adalah sebuah wilayah yang terletak di bagian barat Samudra Atlantik Utara. Bentuk wilayah ini diartikan sebagai segitiga dengan titik ujung pada bagian utara yaitu Bermuda (wilayah seberang Laut Britania Raya), Puerto Rico (wilayah Amerika Serikat) sebagai titik di sebelah selatan dan Miami (metropolitan terluas di Florida dan Amerika Serikat) sebagai titik sebelah barat.
Diketahui, wilayah Segitiga Bermuda memiliki kawah lebar berukuran sekitar setengah mil dengan kedalaman hingga 150 kaki.
Beberapa teori ilmuwan mengatakan bahwa kawah-kawah ini terbuat dari gas metana yang berasal dari dasar laut sehingga menyebabkan Samudra menjadi panas. Selain itu, banyak kendaraan baik itu kapal atau pesawat yang melintasi wilayah tersebut akan lenyap atau hilang.
Gas metana yang keluar sampai ke permukaan laut dapat mengurangi gaya apung di lautan, sehingga kapal kecil atau besar tidak dapat mengambang dan berdampak pada pesawat terbang. Karenanya, sudah banyak kendaraan yang hilang di wilayah Segitiga Bermuda.
Terdapat gulf stream atau cincin arus teluk yang berada di tengah tiga titik antara Miami, Bermuda dan Puerto Rico. Posisi ini diketahui dapat menimbulkan sebuah arus yang sangat besar dan kencang. Bahkan, arus ini juga bisa menelan pesawat yang sedang melintas bersama penumpangnya.
Selain faktor dari dalam Samudera, awan yang membentang di atas langit Segitiga Bermuda juga menjadi salah satu penyebab di antara puluhan tragedi yang terjadi. Kawasan ini bisa menimbulkan awan yang mematikan atau yang dikenal dengan nama Killer Clouds.
Awan-awan raksasa sering muncul di atas ujung Barat Segitiga Bermuda. Bahkan, bentuknya saja bisa mencapai 32 sampai 89 kilometer. Awan ini juga memiliki kecepatan gerak yang sangat tinggi, yaitu 273,6 kilometer per jam.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor hilangnya pesawat dan kapal yang terkena hantaman ombak Segitiga Bermuda.
Meteorologis spesialisasi satelit asal Colorado State University, Steve Miller mengatakan bahwa biasanya tidak ada manusia yang pernah melihat awan berbentuk layaknya garis yang benar-benar lurus. Karena, biasanya bentuk kumpulan awan terlihat tersebar dan tidak beraturan.
Dengan menggunakan satelit radar guna mengukur apa yang terjadi pada awan itu, mereka berhasil menemukan bahwa kekuatan angin lautan di wilayah itu hampir sebesar 274 km/jam.
Dengan kata lain, kecepatan angin itu hampir sama dengan badai Katrina. Angin itu diketahui sangat kuat bahkan mampu menciptakan ombak setinggi 14 meter di lautan Segitiga Bermuda.
Salah satu tragedi terkenal dan bertahan lama dalam banyaknya kasus misteri hilangnya pesawat dan kapal yang melintas di Segitiga Bermuda adalah penerbangan 19.
Penerbangan 19 adalah kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat. Penerbangan ini terakhir kalinya terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada 5 Desember 1945.
Pesawat dalam penerbangan 19 ini dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli dalam penerbangan dan kelautan untuk menghadapi situasi buruk. Namun, tiba-tiba hilang setelah mengirimkan laporan tentang gejala pandangan yang buruk dan dianggap tidak masuk akal.
Pesawat dalam penerbangan 19 di desain untuk bisa mengapung di lautan dalam jangka lama. Awalnya, penerbangan 19 dianggap masih mengapung di lautan.
Kemudian, dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan itu, tetapi regu penyelamat yang dikirim juga ikut hilang. Kecelakaan angkatan laut misterius ini pun dianggap alasannya tidak diketahui.