Sembilan Klub Liga 2 Tunggak Gaji 139 Pemain Hingga Rp 5,4 Miliar

Forumterkininews.id, Jakarta – Sembilan klub di Liga 2 menunggak gaji 139 pemain sekitar Rp 5,4 Miliar. Ironisnya Liga 2 Indonesia 2023/24 kurang dari sepekan akan berlangsung.

Ada sembilan nama klub yang menunggak gaji pemainnya, yakni PSPS Pekanbaru dengan total penunggakan paling besar Rp 1,59 miliar untuk 26 pemainnya.

Persikab Kabupaten Bandung pada urutan kedua sebesar Rp 1,3 miliar untuk 16 pemain. PSKC Cimahi Rp 873 juta gaji 29 pemainnya.

Kalteng Putra menunggak Rp 653 juta kepada 19 pemain. Persiraja tunggak Rp 388 juta gaji 20 pemainnya.

Gresik United juga menunggak gaji 27 pemainnya dengan total Rp 387 juta. PSMS Medan tunggak Rp 127 juta gaji dua pemain. 

Semen Padang dengan total Rp 93,7 juta untuk 1 pemainnya. Dan terakhir Persijap total tunggakan Rp 20 juta satu 1 pemainnya. 

Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhail mengecam agar mencoret klub yang masih memiliki tunggakan dan bahkan buruknya mendegradasi klub tersebut.

“Bila belum menyelesaikan tunggakan gaji pemain, jangan izinkan klub tersebut ikut berkompetisi. Bahkan, kalau perlu didegradasi ke kasta terendah atau bahkan dicoret sebagai anggota PSSI,” ungkap Akmal dalam keterangan resminya, Senin.

Akmal meminta PSSI tegas karena menurutnya hal ini sudah pelanggaran terhadap regulasi.

“Pembiaran sama saja dengan pelanggaran terhadap regulasi. PSSI harus tegas agar kompetisi bisa berjalan dengan kompetitif, sehat, profesional, dan bermartabat,” tegas akmal.

Dalam peraturan AFC Club Lisensing Regulation ada lima aspek yang harus terpenuhi pada setiap klub profesional salah satunya yaitu aspek finansial.

Bagi Akmal tunggakan seperti inilah yang dapat menyebabkan match fixing karena bermain agar mendapatkan uang dari para bandar judi tersebut.

BACA JUGA:   Libas Al Ahly, Real Madrid ke Final Piala Dunia Antarklub

“Krisis keuangan klub akan membuka jalan terjadinya match fixing. Bermain dengan bandar judi untuk mendapatkan uang. Ini akan merusak moral sepak bola yang mengedepankan sportivitas dan fair play. Jangan sampai Liga 2 jadi lahan basah pengaturan skor,” ujarnya.

Akmal mengatakan agar melakukan penundaan terhadap klub yang masih memiliki utang saat ingin bertanding agar tidak menjadi beban.

Koordinator SOS tersebut juga mengingatkan pemain harus memiliki rasa solidaritas dengan aksi mogok terhadap penunggakan gaji para pemain Liga 2.

“Para pemain harus kompak melakukan aksi mogok sebagai bentuk solidaritas,” tegas Akmal.

Artikel Terkait